Selasa, 13 April 2010

Soal Tenaga Honor, Walikota Minta Jaksa Usut Pejabat yang Terlibat

KOTA BIMA,TIMUR-Masalah tenaga honor dan tenaga database di Pemerintah Kota (Pemkot) Bima masih menjadi benang kusut yang belum bisa diurai, bertahun-tahun masalah tenaga honor dan database selalu menjadi alat bagi oknum pejabat tertentu untuk mengambil keuntungan pribadi.
Pelaksana tugas (plt) Walikota Bima, HM Qurais H Abidin mengaku telah meminta pihak Polresta Bima dan Kejaksaan Negeri Raba Bima mengusut tuntas untuk menangani persoalan yang melibatkan sejumlah pejabat di Pemkot tersebut.
Saat ini ujar dia, sekitar 2000 tenaga honor di pemerintahan Kota Bima masih menjadi bermasalah, jumlah itu cukup mengagetkan jika dilihat dari jumlah tenaga Honor yang telah mendapatkan SK pengangkatan menjadi Pegewai Negeri Sipil (PNS), dan disinyalir ada oknum pegawai Pemkot yang terlibat mamanipulasi data serta menjanjikan database. “Jika memang ditemui ada yang terlibat saya tidak main-main dan akan ditindak tegas jika memang ada yang terlibat dalam menjanjikan database dan semacamnya,” ujarnya.
Menurut Qurais, jumlah tenaga honor sekitar dua ribu tenaga Honda menjadi   beban Pemkot yang sampai kapanpun jadi benang kusut. “Gara-gara hanya untuk kepentingan pribadi dan sesaat, masyarakat dan pemerintah jadi bebannya. Ulah oknum seperti ini tidak bisa dibiarkan. Saya sudah meminta pihak kepolisian dan kejaksaan untuk menanganinya,” ujarnya.
Ia mengaku paling tega menghukum setiap pegawai yang bermasalah. Dan meminta mereka tidak berbuat di luar aturan dan ketentuan yang berlaku. “Karena anda akan mempertanggung jawabkannya,” tegasnya.
HM Qurais H Abidin yang berbicara pada pada acara Tasyakuran HUT Kota Bima Sabtu malam (10/4) di halaman parkir Kantor Walikota Bima meminta aparatur bekerja sesuai tigas pokoknya masing-masing. “Jangan berbuat yang melanggar hukum dan tata aturan yang berlaku. Apabila ditemui cara kerja yang melanggar, saya tidak segan-segan memasukan oknum tersebut ke penjara,” katanya.
Walikota berharap kepada seluruh aparatur pegawai Pemkot agar senantiasa memahami tugas dan fungsinya, “Jangan coba-coba bermain-main dengan tugas. Pak Wali (Nurlatif, red) dulu masih memahami dan memaklumi kesalahan yang kita lakukan, tetapi saya akan merubah pola itu. Cukup Nurlatif yang terbebani dengan perilaku buruk kita selama ini. Mari kita rubah pola kerja, pola pikir yang mengarah ke hal yang melanggar aturan,” demikian Walikota (Tim.05)

Tidak ada komentar: