KOTA BIMA, TIMUR- Pembangunan gedung putih Walikota Bima direncanakan rampung secara keseluruhan pada bulan Juni Tahun 2010, secara fisik saat ini penyelesaian kantor megah tersebut telah mencapai 90 persen. Demikian dijelaskan Pimpro pembangunan Kantor Walikota, Syafruddin ST, di kantor Pemkot Bima Senin (19/4).
Menurut Syafruddin, secara fisik presentasi sisa pengerjaan sedang dilaksanakan pihak kontraktor. Ia mengaku beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengerjaan kantor tersebut, yakni, adanya perubahan penataan dan perubahan teknis, Hal lain yang mempengaruhi, adanya bencana alam seprti gempa bumi yang melanda Bima dan sekitarnya beberapa waktu lalu yang mengakibatkan sejumlah bagian bangunan rusak dan harus diperbaiki kembali.
“Kendala itulah yang menjadi penghambat laju penyelesaian pembangunan kantor Walikota, dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, total anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan kantor Walikota, sebesar Rp10,252 Miliyar. Biaya itu membengkak lantaran terjadi bencana alam, dan juga adanya perubahan tata bangunan secara teknis, seperti pembangunan kubah, dalam perencanaan hanya 7,8 meter, menjadi 9,40 meter. “Hal inilah yang membuat anggaran membengkak,” ujarnya.
Anggaran tambahan untuk bencana alam ujar dia, sebesar Rp. 701 Juta, anggaran itu tidak semua dipergunakan untuk perbaikan kerusakan akibat gempa, tetapi dipergunakan juga untuk penambahan pengerjaan, sebesar Rp300 Juta.
Berkaitan dengan rencana pembangunan gedung sayap yang berlokasi di sebelah kiri dan kanan kantor induk, menurutnya sudah dianggarkan. Namun yang menjadi kendala belum diserahkannya asset tanah yang ada di bagian timur dan barat lokasi pembangunan. “Masih ada dua lokasi yang terisi oleh kantgor miliknya Pemda Kabupaten Bima,” jelasnya. (Tim.05)
Menurut Syafruddin, secara fisik presentasi sisa pengerjaan sedang dilaksanakan pihak kontraktor. Ia mengaku beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengerjaan kantor tersebut, yakni, adanya perubahan penataan dan perubahan teknis, Hal lain yang mempengaruhi, adanya bencana alam seprti gempa bumi yang melanda Bima dan sekitarnya beberapa waktu lalu yang mengakibatkan sejumlah bagian bangunan rusak dan harus diperbaiki kembali.
“Kendala itulah yang menjadi penghambat laju penyelesaian pembangunan kantor Walikota, dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, total anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan kantor Walikota, sebesar Rp10,252 Miliyar. Biaya itu membengkak lantaran terjadi bencana alam, dan juga adanya perubahan tata bangunan secara teknis, seperti pembangunan kubah, dalam perencanaan hanya 7,8 meter, menjadi 9,40 meter. “Hal inilah yang membuat anggaran membengkak,” ujarnya.
Anggaran tambahan untuk bencana alam ujar dia, sebesar Rp. 701 Juta, anggaran itu tidak semua dipergunakan untuk perbaikan kerusakan akibat gempa, tetapi dipergunakan juga untuk penambahan pengerjaan, sebesar Rp300 Juta.
Berkaitan dengan rencana pembangunan gedung sayap yang berlokasi di sebelah kiri dan kanan kantor induk, menurutnya sudah dianggarkan. Namun yang menjadi kendala belum diserahkannya asset tanah yang ada di bagian timur dan barat lokasi pembangunan. “Masih ada dua lokasi yang terisi oleh kantgor miliknya Pemda Kabupaten Bima,” jelasnya. (Tim.05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar