KOTA BIMA, TIMUR-Program pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima, lebih memrioritaskan usulan langsung dari masyarakat Kota. Hal itu untuk menjamin program langsung menyentuh masyarakat bawah. Demikian dijelaskan Kabid Cipta Karya, H Ridwan Tayeb, Selasa (13/04) di ruang kerja
Program prioritas dimaksud menurut Ridwan, merupakan program kebutuhan masyarakat yang mendesak untuk dilaksanakan. Sedangkan infrastruktur cipta karya pelaksanaannya tetap melihat skala prioritas kebutuhan yang lahir dari usulan masyarakat dan pengamatan langsung di lapangan.
Dijelaskan Ridwan selain melihat langsung kebutuhan masyarakat, rujukan program untuk tahun 2010 juga disesuaikan dengan Musrenbang dan dari hasil reses Dewan. “Tolak ukur perencanaan program infrastruktur terbangun Tahun 2010 dengan melihat tiga komponen mulai dari kebutuhan masyarakat dan pengamatan lapangan, hasil musrenbang dan reses Dewan itulah yang menjadi acuan perencanaan program,” jelasnya.
Bidang Cipta Karya, ujar Ridwan, telah merencanakan program air bersih sebanyak delapan paket dengan total anggaran sekitar Rp 700 juta, program sanitasi dan drainase sebanyak 24 paket dengan total anggaran sekitar Rp 1,2 Milyar, pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) sebanyak 6 paket dengan total anggaran sekitar Rp 400 Juta serta perbaikan jalan lingkungan sebanyak 30 paket dengan anggaran sekitar Rp 2 Milyar. “Sehingga estimasi anggaran pelaksanaan program tersebut berkisar Rp 5 Milyar,” rincinya.
Menurutnya, perencanaan program tahun ini bukan saja dilatarbelakangi unsur pemerataan tetapi juga diutamakan karena kebutuhan dan urgensi penanggulangannya, yakni lebih mengutamakan sifat membutuhkan perbaikan infrastrukturnya. Dicontohkannya, untuk pelaksanaan program air bersih yang berlokasi di Wenggo, Penana’E, Rite Jatibaru dan Nungga. Semuanya berdasarkan prioritas daerah krisis air bersih. (Tim.05)
Program prioritas dimaksud menurut Ridwan, merupakan program kebutuhan masyarakat yang mendesak untuk dilaksanakan. Sedangkan infrastruktur cipta karya pelaksanaannya tetap melihat skala prioritas kebutuhan yang lahir dari usulan masyarakat dan pengamatan langsung di lapangan.
Dijelaskan Ridwan selain melihat langsung kebutuhan masyarakat, rujukan program untuk tahun 2010 juga disesuaikan dengan Musrenbang dan dari hasil reses Dewan. “Tolak ukur perencanaan program infrastruktur terbangun Tahun 2010 dengan melihat tiga komponen mulai dari kebutuhan masyarakat dan pengamatan lapangan, hasil musrenbang dan reses Dewan itulah yang menjadi acuan perencanaan program,” jelasnya.
Bidang Cipta Karya, ujar Ridwan, telah merencanakan program air bersih sebanyak delapan paket dengan total anggaran sekitar Rp 700 juta, program sanitasi dan drainase sebanyak 24 paket dengan total anggaran sekitar Rp 1,2 Milyar, pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) sebanyak 6 paket dengan total anggaran sekitar Rp 400 Juta serta perbaikan jalan lingkungan sebanyak 30 paket dengan anggaran sekitar Rp 2 Milyar. “Sehingga estimasi anggaran pelaksanaan program tersebut berkisar Rp 5 Milyar,” rincinya.
Menurutnya, perencanaan program tahun ini bukan saja dilatarbelakangi unsur pemerataan tetapi juga diutamakan karena kebutuhan dan urgensi penanggulangannya, yakni lebih mengutamakan sifat membutuhkan perbaikan infrastrukturnya. Dicontohkannya, untuk pelaksanaan program air bersih yang berlokasi di Wenggo, Penana’E, Rite Jatibaru dan Nungga. Semuanya berdasarkan prioritas daerah krisis air bersih. (Tim.05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar