KOTA BIMA, TIMUR- Menyikapi isu yang berkembang keberdaan Pegie Ferdiansyah Mei Putra yang mengaku anak dari Bupati Bima H Ferry Zulkarnaen,ST Ketua HMI Cabang Bima demisioner, A Kadir S Sos mendesak agar persoalan tersebut dijelaskan secara terbuka.
A Kadir yang dikonfirmasi Koran Timur di Pemkot Bima, Selasa lalu meminta Ferry Zulkarnaen sebagai Bupati menjelaskan secara terbuka ke masyarakat agar isu tersebut tidak berkepanjangan dan menjawab kengintahuan masyarakat saat ini.
Menurutnya, akan lebih bijaksana jika Ferry Zulkarnaen segera menjelaskan isu yang memojokan dirinya itu secara jantan dan terbuka. Sehingga tidak timbul spekulasi yang beragam tentang kebenaran isu di tengah momen Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang justeru akan merugikan dirinya. “Dae harus jantan dan berani menjawab isu yang berkembang itu. Jangan hanya diam apalagi hanya memberikan kuasa pada Penasehat Hukum (PH) untuk menjelaskannya. Seharusnya Dae membuka diri dan menjelaskan pada public pun pada Diana (ibu dari Pegie) agar semuanya menjadi jelas dan terbuka. Kalau memang isu itu hanya fitnah belaka katakan saja bahwa itu bukan anaknya,” ujarnya.
Kata Kadir, justeru Dae sebagai public figure juga sebagai Bupati Bima, tidak mengarahkan isu yang berkembang ini masuk keranah politik yang ingin menjatuhkan popularitas sebagai calon Bupati incumbent, seperti yang dikatakan penasehat hukumnya. “Kalau Ferry menganggap bahwa isu yang berkembang tidak benar adanya, laporkan saja pada pihak yang berwajib sebagai usaha mencemarkan nama baiknya. Itu baru langkah tegas seorang pemimpin,” kata Kadir.
Diam dengan tidak mau menjelaskan, menurut Kadir bukan menyelesaikan masalah dan menutupi berkembangnya isu. Malah menurutnya akan menjadi tanda tanya besar jangan-jangan itu memang anaknya. “Jadilah pemimpin yang jantan dan mau menjelaskan secara terbuka isu yang berkembang. Jangan jadi pemimpin hanya diam saja. Itu tidak akan menyelesaikan masalah,” ucapnya.
Sebelumnmya Bupati telah menjelaskan melalui Penasehat hukum jika keberdaan Ata dan anaknya yang mengaku sebagai anaknya adalah fitnah, namun sejumlah kalangan justeru memertanyakan sikap Bupati tersebut yang menyerahkanb persoalan itu ke PH tanpa menjelaskan secara langsung bagaimana status anak tersebut sebenarnya. (Tim 05)
A Kadir yang dikonfirmasi Koran Timur di Pemkot Bima, Selasa lalu meminta Ferry Zulkarnaen sebagai Bupati menjelaskan secara terbuka ke masyarakat agar isu tersebut tidak berkepanjangan dan menjawab kengintahuan masyarakat saat ini.
Menurutnya, akan lebih bijaksana jika Ferry Zulkarnaen segera menjelaskan isu yang memojokan dirinya itu secara jantan dan terbuka. Sehingga tidak timbul spekulasi yang beragam tentang kebenaran isu di tengah momen Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang justeru akan merugikan dirinya. “Dae harus jantan dan berani menjawab isu yang berkembang itu. Jangan hanya diam apalagi hanya memberikan kuasa pada Penasehat Hukum (PH) untuk menjelaskannya. Seharusnya Dae membuka diri dan menjelaskan pada public pun pada Diana (ibu dari Pegie) agar semuanya menjadi jelas dan terbuka. Kalau memang isu itu hanya fitnah belaka katakan saja bahwa itu bukan anaknya,” ujarnya.
Kata Kadir, justeru Dae sebagai public figure juga sebagai Bupati Bima, tidak mengarahkan isu yang berkembang ini masuk keranah politik yang ingin menjatuhkan popularitas sebagai calon Bupati incumbent, seperti yang dikatakan penasehat hukumnya. “Kalau Ferry menganggap bahwa isu yang berkembang tidak benar adanya, laporkan saja pada pihak yang berwajib sebagai usaha mencemarkan nama baiknya. Itu baru langkah tegas seorang pemimpin,” kata Kadir.
Diam dengan tidak mau menjelaskan, menurut Kadir bukan menyelesaikan masalah dan menutupi berkembangnya isu. Malah menurutnya akan menjadi tanda tanya besar jangan-jangan itu memang anaknya. “Jadilah pemimpin yang jantan dan mau menjelaskan secara terbuka isu yang berkembang. Jangan jadi pemimpin hanya diam saja. Itu tidak akan menyelesaikan masalah,” ucapnya.
Sebelumnmya Bupati telah menjelaskan melalui Penasehat hukum jika keberdaan Ata dan anaknya yang mengaku sebagai anaknya adalah fitnah, namun sejumlah kalangan justeru memertanyakan sikap Bupati tersebut yang menyerahkanb persoalan itu ke PH tanpa menjelaskan secara langsung bagaimana status anak tersebut sebenarnya. (Tim 05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar