Bima, TIMUR- Nahas dialami Alimin (31) warga Desa Tolotangga Kecamatan Monta, karena melarang orang mencuri dirinya harus menerima sabetan parang di lehernya oleh kawanan pencuri. Akibatnya leher Alimin nyaris putus akibat sabetan parang.
Informasi yang dihimpun Koran Timur di RSUD Bima, peristiwa itu terjadi Sabtu (10/4) sekitar pukul 18.00 Wita di dusun Wane Kecamatan Monta. Saat itu Alimin menemui tiga orang di Desa Wane, ketiga orang tersebut diduga telah mengambil mesin air milik salah seorang warga, korban saat itu hendak membujuk tiga orang untuk mengembalikan barang yang bukan haknya itu kepada pemiliknya.
Rupanya niat baik korban untuk membujuk para pelaku tidak diterima baik, malah tiba-tiba salah seorang dari mereka mengarahkan parang tajam ke arah korban, Alimin tidak menyangka akan mendapatkan serangan dari ketiga pelaku, lantaran sebelumnya mereka bicara baik-baik, korban saat itu secara refleks menahan parang dengan tangan kanannya, namun pelaku tidak diam saja dan parang terus diayunkan hingga mengenai leher korban. Darah seketika muncrat dari leher korban dan tangan nyaris putus akibat terkena parang.
Keluarga korban, Nasrudin, mengaku Alimin adalah pembantu polisi (Polmas) di desa asalnya Tolotangga, kemungkinan karena mengenal tiga pelaku, korban mendatanginya di Desa Wane, menurut cerita Nasarudin, korban saat itu sempat duduk bersama dengan tiga orang pelaku di serambi milik salah seorang warga dan meminta tiga orang itu mengembalikan mesin air. Namun setelah beberapa lama korban berbicara, tiba-tiba salah seorang dari pelaku langsung menyerang korban dengan parang.
Sebenarnya, ujar Nasrudin, saat itu korban hendak menjalankan tugasnya ke Desa Wane dan menemui tiga orang yang diduga telah mengambil mesin air milik seorang warga untuk meminta mereka mengembalikan barang curiannya, namun nahas dialaminya, leher dan tangannya nyaris putus akibat sabetan parang para pencuri tersebut.
Saat ini Alimin terbaring lesu di RSUD Bima, kendati telah mendapat perawatan dari tim medis di IGD, namun kondisi luka korban cukup parah, Alimin harus menerima sejumlah jahitan di bebrepa bagian tubuhnya.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus itu, hingga berita ini ditulis, tiga orang yang diduga telah menganiaya korban belum ditangkap. (Tim.01)
Informasi yang dihimpun Koran Timur di RSUD Bima, peristiwa itu terjadi Sabtu (10/4) sekitar pukul 18.00 Wita di dusun Wane Kecamatan Monta. Saat itu Alimin menemui tiga orang di Desa Wane, ketiga orang tersebut diduga telah mengambil mesin air milik salah seorang warga, korban saat itu hendak membujuk tiga orang untuk mengembalikan barang yang bukan haknya itu kepada pemiliknya.
Rupanya niat baik korban untuk membujuk para pelaku tidak diterima baik, malah tiba-tiba salah seorang dari mereka mengarahkan parang tajam ke arah korban, Alimin tidak menyangka akan mendapatkan serangan dari ketiga pelaku, lantaran sebelumnya mereka bicara baik-baik, korban saat itu secara refleks menahan parang dengan tangan kanannya, namun pelaku tidak diam saja dan parang terus diayunkan hingga mengenai leher korban. Darah seketika muncrat dari leher korban dan tangan nyaris putus akibat terkena parang.
Keluarga korban, Nasrudin, mengaku Alimin adalah pembantu polisi (Polmas) di desa asalnya Tolotangga, kemungkinan karena mengenal tiga pelaku, korban mendatanginya di Desa Wane, menurut cerita Nasarudin, korban saat itu sempat duduk bersama dengan tiga orang pelaku di serambi milik salah seorang warga dan meminta tiga orang itu mengembalikan mesin air. Namun setelah beberapa lama korban berbicara, tiba-tiba salah seorang dari pelaku langsung menyerang korban dengan parang.
Sebenarnya, ujar Nasrudin, saat itu korban hendak menjalankan tugasnya ke Desa Wane dan menemui tiga orang yang diduga telah mengambil mesin air milik seorang warga untuk meminta mereka mengembalikan barang curiannya, namun nahas dialaminya, leher dan tangannya nyaris putus akibat sabetan parang para pencuri tersebut.
Saat ini Alimin terbaring lesu di RSUD Bima, kendati telah mendapat perawatan dari tim medis di IGD, namun kondisi luka korban cukup parah, Alimin harus menerima sejumlah jahitan di bebrepa bagian tubuhnya.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus itu, hingga berita ini ditulis, tiga orang yang diduga telah menganiaya korban belum ditangkap. (Tim.01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar