Kamis, 25 Maret 2010

Waktu Minim, 12 Peserta UAN Histeris


KOTA  BIMA, TIMUR-Ujian Akhir Nasional (UAN) yang  diselenggarakan selama tiga hari di Kota Bima kendati secara umum berjalan dengan baik, namun pada bagian lain, ujian yang dihelat bagi siswa kelas tiga SMA seluruh Indonesia itu harus berujung pada kekecewaan dan tangisan. Bagaimana tidak,  lantaran tidak adanya koordinasi antara civitas penyelenggara sebagian siswa di SMKN 3 Kota Bima harus menanggung akibatnya, mereka hanya diberi waktu 15 menit untuk mengerjakan soal-soal ujian.
Sejumlah siswa di sekolah itu mengaku dirugikan oleh ulah panitia ujian yang tidak melaksanakan prosedur, mereka mengeluh lantaran alokasi waktu yang seharusnya dua jam untuk mengerjakan soal-soal ujian tidak diberlakukan oleh panitia.
Salah seorang siswa di sekolah itu, Rimawan, mengaku kecewa atas minimnya waktu yang diberikan oleh pengawas ujian di ruang II, Rimawan mengaku karena minimnya waktu yang diberikan berakibat konsentrasi mereka mengerjakan soal buyar. “Karena kami harus berpacu dengan waktu yang mepet, dan sebelumnya para pengawas tidak menginformasikan waktu yang seharusnya bagi kami mengerjakan soal-soal itu,” keluhnya.
Pada hari pertama itu Rimawan dan seluruh siswa kelas tiga lainnya mengerjakan soal bahasa Indonesia, pada jadwal dalam lembaran soal, mereka diberikan waktu sekitar dua jam menyelesaikan soal, namun karena keteledoran pengawas ujian, mereka tidak mendapatkan kesempatan waktu tersebut.
“Mata pelajaran bahasa Indonesia seharusnya dua jam, hanya dikerjakan lebih kurang lima belas menit saja, karena pengawas yang tidak konsekuen dan konsisten pada aturan dan mekanisme ujian nasional sesuai dengan protap yang ada,” keluhnya.
Rimawan membeberkan seharusnya jam 07.45 Wita mereka masuk kelas, kemudian 15 menit berikutnya diberikan waktu untuk mengisi identitas dan kode ujian, termasuk urusan administrasi ujian, barulah kemudian tepat jam 08.00 Wita mereka seharusnya mulai mengisi dan menerima lembar soal ujian tersebut. “Tapi itu tidak seyogyanya, karena kenyataannya kami mulai mengisi soal-soal itu pukul sembilan lebih,” ujar Rimawan.
Dengan rentang waktu yang begitu minim tersebut, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh siswa konsentarsi mengisi soalpun buyar karena dihantui oleh mepetnya waktu.
Rimawan mengaku siswa di ruangan itu sempat ribut karena kecewa dengan kinerja panitia yang tidak konsisten. “Semua siswa di ruang dua kecewa dan tidak sedikit yang menangis atas kekurangan waktu ujian, banyak yang grogi dengan waktu ujian yang minim itu,” katanya.
Dikatakannya, dengan waktu lima belas menit tersebut mereka hanya mampu menyelesaikan soal secara optimal lima belas soal saja. “Selebihnya jawaban diisi sama sekali tidak akurat dan kemungkinan salahnya sangat besar,” ungkap Rimawan.
Berkaitan dengan insiden itu Kepala Sekolah SMK 3 Kota Bima, Drs Usman Syam yang dikonfirmasi sejumlah wartawan mengaku tidak mengetahui jika UAN diruangan II SMKN 3 Kota Bima bermasalah, penyebab kejadian juga ia tak tahu persis lantaran tidak ada laporan dari guru pengawas. Bahkan insiden itu tidak dicantumkan dalam uraian laporan hasil pelaksanaan ujian hari pertama di sekolahnya. “Saya tidak tahu kejadian tersebut, karena tidak ada laporan dari pengawas terkait insiden ruangan itu,” ujarnya.
Namun Usman berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Dikpora Kota Bima sekaligus akan melaporkannya secara resmi agar siswa tidak dirugikan oleh ulah para pengawas ujian. “Ini persoalan insidentil dan sifatnya kasuastis, karena hal ini di luar ketentuan dan mekanisme,” paparnya.
Ia berharap insiden tersebut tidak berimbas pada hasil akhir ujian siswa. (Tim.05)

Tidak ada komentar: