Kota Bima, TIMUR-
Pengelolaan dana pembangunan sekolah dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) rupanya masih menjadi deretan kasus yang panjang bagi sekolah-sekolah, baik soal alokasi yang salah arah dan juga jumlah yang tidak sesuai dengan seharusnya diterima oleh yang berhak.
Di SDN 22 Kota Bima, pengelolaan dana sekolah masih menjadi masalah, sejumlah guru mempertanyakan anggaran tersebut lantaran Kepala sekolah (Kasek) Jamaludin tidak memberikan informasi yang jelas kepada para guru berkaitan dengan pengelolaannya.
Salah seorang guru di sekolah itu mengungkapkan jika pengelolaan dana selama ini cenderung ditutup-tutupi oleh Kasek, bahkan ia menduga pengelolaan dana tersebut tidak beres lantaran ia tidak pernah menikmatinya. “Saya dan teman-teman tidak pernah mendapatkan informasi dana itu, apalagi mendapatkannya,” katanya meminta namanya tidak ditulis.
Ia mengaku sempat diberitahu oleh pengelola proyek sekolah jika Kasek telah melaporkan uang sebanyak Rp20 juta telah diberikan kepada sejumlah guru di sekolah itu, bahkan catatan penerimaanya juga diserahkan, anehnya para guru mengaku tidak pernah tahu apalagi menerimanya. “Dana BOS yang seharusnya diterima malah tidak pernah kami terima, jumlahnya sekitar 20 juta rupiah, tidak jelas arahnya,” katanya.
Sementara itu Kepala SDN 22 Kota Bima yang dikonfirmasi berkaitan dengan masalah itu tidak berada di tempat, bahkan ketika wartawan mencoba menghubunginya melalui telepon selulernya yang bersangkutan tidak aktif. (Tim.01)
Pengelolaan dana pembangunan sekolah dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) rupanya masih menjadi deretan kasus yang panjang bagi sekolah-sekolah, baik soal alokasi yang salah arah dan juga jumlah yang tidak sesuai dengan seharusnya diterima oleh yang berhak.
Di SDN 22 Kota Bima, pengelolaan dana sekolah masih menjadi masalah, sejumlah guru mempertanyakan anggaran tersebut lantaran Kepala sekolah (Kasek) Jamaludin tidak memberikan informasi yang jelas kepada para guru berkaitan dengan pengelolaannya.
Salah seorang guru di sekolah itu mengungkapkan jika pengelolaan dana selama ini cenderung ditutup-tutupi oleh Kasek, bahkan ia menduga pengelolaan dana tersebut tidak beres lantaran ia tidak pernah menikmatinya. “Saya dan teman-teman tidak pernah mendapatkan informasi dana itu, apalagi mendapatkannya,” katanya meminta namanya tidak ditulis.
Ia mengaku sempat diberitahu oleh pengelola proyek sekolah jika Kasek telah melaporkan uang sebanyak Rp20 juta telah diberikan kepada sejumlah guru di sekolah itu, bahkan catatan penerimaanya juga diserahkan, anehnya para guru mengaku tidak pernah tahu apalagi menerimanya. “Dana BOS yang seharusnya diterima malah tidak pernah kami terima, jumlahnya sekitar 20 juta rupiah, tidak jelas arahnya,” katanya.
Sementara itu Kepala SDN 22 Kota Bima yang dikonfirmasi berkaitan dengan masalah itu tidak berada di tempat, bahkan ketika wartawan mencoba menghubunginya melalui telepon selulernya yang bersangkutan tidak aktif. (Tim.01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar