Senin, 16 November 2009

Warga Desak Walikota Tuntaskan Drainase di Rabangodu Selatan

Kota Bima, JT.-
    Terbengkalainya pengerjaan drainase dan deker di kelurahan Rabangodu Selatan sejak satu tahun lalu membuat warga setempat kecewa,  hingga saat ini pembuatan drainase sekaligus deker yang dikerjakan oleh lurah Rabangodu Selatan HM Din, ST itu masih terlihat urukan tanah yang tidak sama rata dengan jalan yang dibuat sebelumnya.
    Warga setempat Ahmad kepada Jurnal Timur meminta Walikota Bima segera menuntaskan pembuatan deker plus pembenahan drainase tersebut, karena dikuatirkan pada musin hujan mendatang jalan tersebut akan becek dan sulit dilalui kendaraan, padahal jalan tersebut adalah jalan Provinsi yang ramai dilewati, Ahmad mengaku setelah sekian lama proyek itu dikerjakan, belum ada tanda-tanda akan diselesaikan, bahkan beberapa waktu lalu ia bersama warga lain sempat menggelar aksi demo terkait amburadulnya proyek tersebut. “Saat itu masih musim hujan, jalan rusak akibat tanah yang masih belum diratakan, dan terkadang pengendara yang menggunakan jalan harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terpelanting jatuh,” katanya di Kelurahan Rabangodu.
    Ahmad mengaku sempat mendatangi kantor Dinas PU Kota Bima bersama warga lainnya, dan mendapat penjelesan jika proyek tersebut akan segera dituntaskan pada tahun 2008, namun hingga menjelang akhir tahun ini, proyek tersebut belum pernah disentuh kembali bahkan terkesan hanya dibiarkan. “Kita tidak mau tahu masalah apa yang terjadi antara Dinas PU dengan Lurah, yang kita inginkan jalan ini tidak dirusak seperti itu hingga membuat kita kesulitan melewatinya,” ujarnya.
    Sebelumnya proyek tersebut diserahkan kepeda Lurah Rabangodu Selatan untuk mengerjakanannya, proyek untuk menyambut lomba kelurahan dua tahun lalu itu rupanya telah menghabiskan anggaran Rp1,3 miliar bersamaan dengan pembuatan gapura dan pembenahan drainase di sekitar wilayah itu, pada saat proyek diserahkan akhir tahun 2008, sempat terjadi masalah karena dianggap telah terjadi mark-up anggaran oleh lurah yang nilainya jauh melebihi hitungan Dinas PU yakni sekitar Rp2,1 miliar. Akhirnya Dinas PU hanya menyetujui pembayaran proyek Rp1,3 miliar. (JT.01)
     

Tidak ada komentar: