Senin, 14 Mei 2012


Belum Berfungsi, PKM Rasanae Timur Ditumbuhi Belukar
Kota Bima, TIMUR.-
Pemerintahan HM Qurais saat ini disorot, pasalnya salah satu bangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di wilayah Kecamatan Rasanae Timur Kelurahan Kodo Kota Bima hingga saat ini tak berfungsi, bangunan yang menghabiskan dana milyaran rupiah tersebut kondisinya tidak terawat, belum difungsikan saja, bangunan banyak yang hancur, kayu mulai lapuk, sementara di semua areal baik dalam ruangan maupun di luar ruangan dipenuhi semak belukar.
Pantauan wartawan di lokasi, hampir semua bangunan yang ada terlihat kumuh, kaca banyak yang pecah, sementara semak di sekitar nyaris menutupi bangunan yang dibangun di tanah yang memang rendah tersebut, di bangunan utama saja, jika dilihat dari jalan raya nyaris tak nampak, karena gundukan tanah di depannya sangat tinggi, ditambah lagi semak yang telah menutupi hampir semua bangunan, sementara di bagian timur bangunan, lorongnya dipenuhi belukar.
Salah seorang warga, Akriadi, mempertanyakan sikap pemerintah Kota Bima yang membiarkan bangunan yang diperkirakan telah menghabiskan dana yang cukup banyak tersebut tidak terawat. Pasalnya  jika hanya dibiarkan seperti itu lama kelamaan bangunan itu akan hancur dengan sendirinya. “Kita tidak tahu persis apa masalahnya, namun alangkah disayangkan bangunan yang sudah dibangun ini dibiarkan begitu saja, entah apa yang menjadi masalahnya sehingga PKM tersebut tak dihiraukan oleh pemerintah kota,” ujarnya di lokasi Kamis kemarin.
Ia juga menyesalkan bangunan yang sedianya untuk melayani kesehatan masyarakat tersebut tidak difungsikan padahal dana yang sudah tersedot untuk membangun cukup banyak. “Sepanjang yang saya tahu PKM ini secara resmi dibangun untuk melayani mayarakat yang ada di wilayah kota di bagian timur, apakah memang Pemkot sekarang tidak peduli dengan pembangunan di bagian timur sehingga bangunan tersebut hanya dibiarkan begitu saja?,” sesalnya.
Ia juga mempertanyakan Pemkot yang hanya memperindah wilayah di bagian barat, jalan-jalan diperindah, lampu-lampu juga dipasang, hampir di setiap sudut dibuatkan taman dan dipasangi lampu hias, anehnya di bagian timur tidak ada satupun lampu hias yang dipasang. “Jangankan mempercantik wilayah di bagian timur, bangunan untuk melayani kesehatan masyarakat yang saya kira sebagai bagian dari kebutuhan dasar saja seperti PKM itu tidak terurus,” katanya.
Ia juga membandingkan kota saat dipimpin oleh almarhum HM Nur A Latif, semua wilayah disentuh dengan berbagai pembangunan sarana kebutuhan dasar, seperti pembangunan PKM di Paruga Kecamatan Rasanae Barat, PKM Ranggo di wilayah Asakota, belum lagi pembangunan kantor kelurahan dan juga bangunan lain seperti dan juga sekolah sekolah dan lainnya. “Pembangunan kantor Walikota yang sekarang ini dipakai saja saya kira tidak terlepas dari jasa beliau, saya pertanyakan kenapa pembangunan PKM saja tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah sekarang,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Junaidin, warga Rabangodu,  pembangunan yang terjadi saat ini terlihat pincang, pemerintah cenderung membangun sarana yang tidak perlu dan tidak mendesak di wilayah bagian barat, semenatra di bagian timur banyak sekali yang belum disentuh pemerintah HM Qurais saat ini. “Contohnya PKM tadi yang belum selesai-selesai, padahal itu sarana kebutuhan dasar, kita sebagai warga juga heran, ada masalah apa dibalik itu,” ujarnya.(wibbie)

SMAN 3 Kota Bima Siapkan Diri jadi Sekolah Mode
Kota Bima, TIMUR.-
Kiprah SMAN 3 Kota Bima untuk meningkatkan kualitas output (lulusan) di sekolah terus dilakukan, setelah setelah melewati tahapan standar Nasional, kini Kepala sekolah dan jajaran tenaga kependidikan tengah menyiapkan sekolah tersebut menjadi sekolah mode, yakni sekolah yang akan menjadi ukuran dan contoh bagi sekolah lain di Kota Bima.
Kepala SMAN 3 Kota Bima, Drs H Abdul Ghafar, mengatakan berbagai perangkat pendukung sudah disiapkan, pihaknya akan menfokuskan diri pada kerja sama dengan para pengrajin tenun local untuk merealisasikan rencana tersebut ke depannya, ditambah lagi dengan berbagai sarana pendukung lain seperti tambahan pelajaran pengajian alquran. “Kita merespon cepat rencana Walikota untuk mengenakan rompi bagi setiap siswa yang sekolah di sini, selain itu kita jalin kerja sama dewngan kelompok tenun local dan memberikan pelajaran tenun pada siswa dengan bantuan pengrajin,” katanya di sekolah itu Sabtu.
Sementara ini pihaknya tengah merancang salah satu kegiatan yang melibatkan semua guru di sekolah, termasuk siswa juga pada saat penerimaan siswa baru sudah mulai diberlakukan untuk mereka. “Kita wajibkan pakaian yang berbahan tenun local,” katanya.
Ia mengakui banyak siswa di sekolah itu yang datang dari berbagai pelosok di wilayah timur kota bima, kemampuan siswa memang dianggap tidak sebanding dengan sekolah lain, namun dengan segala upaya pihaknya akan mencoba memberikan tambahan pengetahuan sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah mode bagi sekolah lain dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. “Tidak ada istilah siswa yang sekolah di sini dating dari pelosok, kita akan berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga sekoilah ini akan dilirik sebagai sekolah yang menjadi tujuan utama para orangtua di sini,” ujarnya.(Wibbie)

Pembangunan SMPLB Rontu Diprotes

Kota Bima, TIMUR.-
Karena dianggap menyalahi fungsi, pembangunan SMPLB di Kelurahan Rontu Kota Bima diprotes, sejumlah warga dan mahasiswa menyoal rencana pembangunan sekolah yang dianggap tidak sesuai dengan fisik yang akan dibangun, selain itu alih fungsi aks kantor kelurahan tersebut juga diprotes. mereka mendatangi dinas Dikpora untuk melakukan klarifikasi terkait rencana pembanguan tersebut yang dianggap telah meyalahi bestek dan bukan pada.
Informasi yang diperoleh wartawan dari warga setempat, awalnya pembongkaran eks kantor lurah Rontu dilakukan untuk pembangunan SMPLB menggunakan DIPA Dikpora Rp60 juta, belakangan pembangunan tersebut tidak selesai, penggunaan anggaran tersebut rupanya tidak sesuai dengan pekerjaan, karena biaya tersebut hanya untuk membongkar bukan untuk membangun atau rehab. “Jika dengan anggaran sebesar itu untuk membongkar saja siapa saja bisa, kami pertanyakan uang rakyat itu dibawa kemana, sehingga muncul lagi anggaran baru yang besar untuk menambah pembangunan sekolah,” ujar sala seorang warga yang namanya enggan ditulis.
Padahal dalam hitungan rencana anggaran DIPA awalnya tertera Rp100 juta, namun Dikpora hanya mengaku anggaran Rp60 juta untuk rehab kantor lurah tersebut menjadi gedung SMPLB, munculnya protes tersebut lantaran dianggap gedung sudah berubah fungsi dan anggaran yang digunakan telah digelembungkan.
Sekretaris Dikpora Kota Bima, Drs Alwy Yasin, mengatakan protes warga memang mempertanyakan alih fungsi bangunan, awalnya para pemrotes tidak paham atau miskomunikasi, namun setelah mendapatkan penjelasan dari pihanya mereka sedikit-sedikit sudah memahami semua rencana pembangunan tersebut, termasuk DIPA Dikpora Rp60 juta sebagai dana awal rehab. “Memang dalam rancangan aggaran Rp100 juta namun karena karena kondisi keuangan, hanya 60 juta saja yang dapat direalisasikan untuk rehab awal,” katanya di kantor Dikpora usai menerima mahasiswa yang protes di ruangan Kepala Dinas.
Dijelaskannya dana Rp60 juta tersebut telah terealisasi untuk pembongkaran dan pembuatan fondasi baru, sedangkan tambahan dana APBN sebesar Rp200 juta untuk merampungkan pekerjaan yang bnernilai total Rp260 juta. “Kita akui memang semua anggaran berjumlah Rp260 juta termasuk DIPA Dikpora,” akunya.
Dikatakannya, semua dana akan digunakan hanya untuk bangunan saja, termasuk tambahan pembuatan teras bangunan dan keramik, untuk mutu tidak termasuk, alias dana tersebut hanya untuk pembangunan fisik. “Kita tidak merubah luas bangunan, dan tetap menggunakan fondasi utama dari eks kantor lurah, sehingga dana untuk rehab ini akan digunakan untuk rehab total termasuk membuat baru tembok yang sudah bisa digunakan lagi,” katanya.
Sementara itu Kepala SMPLB, Zainuddin, SPd, yang dikonfirmasi menolak semua wartawan yang datang kepadanya berkaitan dengan pembangunan gedung SMPLB tersebut. “Saya serahkan ke Dinas, untuk semua pertanyaan tentang bangunan ini,” ujarnya.
Sementara ia membantah jika pembangunan dan rehab tersebut ditentang oleh warga setempat, melainkan hanya beberapa orang mahasiswa yang sengaja memperkeruh suasana. “Tidak ada warga yang menolak pembangunan sekolah di sini, mereka hanya mahasiswa, dan bukan warga di sini,” elaknya. (wibbie)

Empat Lokal  SMPN 2 Monta Direhab Total
Monta, TIMUR.-
Rehab total empat ruangan SMPN 2 Monta saat ini sedang dilakukan, rehab dengan APBN Rp360 juta rencananya akan mengubah wajah sekolah itu secara keseluruhan. Kepala Sekolah SMPN 2 Monta, Siti Sunarti,S.Pd menjelaskan sebenarnya dana yang dialokasikan tersebut untuk empat ruangan, namun pihaknya akan menambah satu ruangan lagi dengan anggaran yang sama untuk pengembangan satu ruangan laboraturium sekolah.
“Rehab juga akan mengganti tiang kayu menjadi  beton, dalam arti semua bahan-bahan dulu diganti total dan daun pintu memakai kayu super (jati, red),” demikian penjelasan Kepala Sekolah SMPN 2 Monta Sitti Sunarti, S.Pd di ruangannya.
Sunarti mengaku sebelumnya telah melakukan rapat bersama dengan jajaran guru, hal itu dilakukan agar semua pekerjaan terlihat transparan selain itu untuk menghindari kemungkinan adanya dugaan penyalahgunaan anggaran APBN dan menghidari kemungkinan adanya kecemburuan di kalangahn guru.  Ia mengaku untuk menghindari anggapan tidak trasparan harus benar-benar terbuka dengan semua guru tentang rencana dan juga berapa anggaran yang akan digunakan untuk rehab tersebut, Karena sering terjadi sekolah melakukannya tanpa berkordinasi dengan guru, sebelumnya juga Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima Drs. ZubaerHAR.M.Si. telah menyurvey pekerjaan tersebut.
Sittisunarti, S.Pd berjanji untuk menggunakan anggaran ini secara transpan. “Kami semua pihak guru di sekolah berupaya keras untuk melakukan pekerjaan ini sebaik mungkin, jangan sampai ada oknum mencurigai atau masyarakat salah duga tentang penggunaan dana Tersebut,” ujarnya.
Sementara Ketua panitia, H Syafruddin mengatakan pelaksanaan rehab sudah dimulai sejak  11 April 2012 dan berakhir 31 Mei 2012, sedangkan masa perawatan selama satu bulan dalam bulan Juni 2012. “Intinya kami dana ini kami gunakan semaksimal mungkin untuk merehab sekolah. Berapa yang kita terima itu yang akan kita habiskan,” ungkapnya.
Dengan cara ini ia  berharap angaran bisa digunakan secara maksimal dan seefisien mungkin.(Ipul)

Kecewa, Kader PAN Monta Hijrah ke PKB
Monta, TIMUR.-
Salah seorang kader terbaik PAN di wilayah Dapil II Monta, Kamarudin SH, pindah partai, hijrahnya Kamarudin ke PKB lantaran menganggap garis perjuangan partai oleh pengurus partai tidak lagi konssisten. Ia mengundurkan diri dari daftar anggota DPC PAN, padahal dirinya adalah salah satu kader teladan periode 2005-2010 dan menjabat sebagai bendahara umum PAN Kabupaten Bima. “Perjuangan saya tidak kenal siang dan malam demi kemenangan PAN yang berlambang Matahari di wilayah Dapil II khusus Kecamatan Monta. Sehingga pemilihan umum PAN di Monta selalu menang, namun  saya di singkirkan secara politik, terbukti di pengurusan DPD PAN Kabupaten Bima periode 2010-2015, ada kader lain yang bukan dari PAN ditempatkan sebagai wakil sekretaris padahal saya di perode yang lalu sebagai DPC PAN teladan,” ujarnya.
Dengan demikian Kamarudin menganggap penilaian tim atau pendukungnya tidak lagi dihargai, perjuangan selama ini untuk kemajuan partai tidak malah menaikkan pamor malah oleh pengurus disingkirkan secarea politik.
Kamarudin, SH hanya sebagai bendahara, sementara salah satu pengurus yang baru hijrah dari PKB, Aminullah,SH, malah ditempatkan sebagai wakil ketua DPD PAN, ini memmunculkan kekecewaan terhadap kepengurusan partai saat ini.
Sementara dari periodel 2005-2010. Dimana Aminullah, SH. Sebagai Ketua PKB merupakan saingan PAN untuk peroelhan suara di wialayah Dapil II, “Ini alasan yang mendasar sehingga saya hijrah ke partai PKB yang lebih demokratis dan menghargai perjuangan partai PKB menurut penilaian saya mengedepankan intelektualitas, rasionalitas dan bukan partai PKB bukan partai yang emosional,” katanya.
Ia mengaku keinginan hijrah ke partai PKB bukan semata-mata dari dirinya, akan tetapi keinginan tekad pendukung Dapil II mereka ini sangat prihatin sikap DPD PAN Kab. Bima lebih mengedepankan Kader orang lain dan menyampingkan kadernya sendiri yang selama ini telah terbukti membesarkan PAN khusus nya di wilayah Monta umumnya di dapil II.
Ia berharap ulah sikat menyikat kader sendiri bukan saatnya karena beberapa waktu ke depan akan digelar pemilihan, kelemahan pengurus partai akan diketahui oleh masyarakat umum, sehingga mereka enggan berpihak pada partai yang di dalamnya terdapat pengurus yang tidak konsisten. “Pesan saya ke depan tidak melakukan sikat menyikat kader sendiri akan tetapi harus pada posisi yang jelas atas jasa kader yang telah berjuang untuk kemajuan partai, namun saya menganggap semua itu adalah dinamikia politik, meski saya menjadi korban,” katanya.(ipul)






SMPN 15 Kota Bima Butuh Tambahan Tiga Lokal
Kota Bima, TIMUR.-
Setelah dibangun dengan dana block grant Rp1,350 miliar, kini SMPN 15 Kota Bima yang berlokasi di kelurahan Oi Foo butuh ttambahan tiga ruangan kelas untuk menampung siswa di sekitar wilayah tersebut. Saat ini ruangan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di OI Foo tidak mencukupi.
Kepala SMPN 15 Kota Bima, Drs Hafid H Ibrahim, MSi mengatakan pihaknya tengah melakukan upaya untuk menarik minat warga di sekitar wilayah sekolah tersebut agar mau bersekolah di SMPN 15, dengan upaya sosialisasi dan gratis sekolah dan seragam. “meskipun kita hanya bisa andalkan dana BOS untuk membiayai semua kegiatan sekolah, namun kita berharap semua siswa yang ada di wilayah ini mau bersekolah di sini,” ujarnya.
Ia mengakui tenaga pengajar di sekolah itu hamper semuanya berstatus pegawai honor, malah ada guru negeri yang sengaja honor di sekolah untuk membantu guru yang lainnya. “Dengan segala keterbatasan yandg ada kita upayaka sekoah ini maju, walaupun sekolah kita dianggap sekolah yang baru muncul,” katanya.
Menurut hasil pendataan pihaknya warga wajib belajar di wilayah itu berjumlah 789 siswa, namun yang aktif sekolah hingga saat ini hanya 211 siswa, dengan jumlah gurus sebanyak 33 orang, hal ini perlu dilakukan pendekatan lagi ke masyarakat agar siswa yang putus sekolah tersebut kembali ke sekolah. “dengan jumlah siswa ini saja ruangan yang kita miliki sebenarnya tidak mencukupi, oleh akrena itu kita butuh tambahan ruangan, kita berharap Dinas juga mau melihat kenyataan ini,” katanya.
Sementara di sisi lain juga diirnya menyiapkan proposal untuk mengusulkan tambahan ruangan melalui dana-dana dari pusat. “Sesulit apapun akan kita upayakan untuk menambah ruangan belajar, karena memang untuk kenyamanan para siswa itu sendiri agar mereka mau belajar di sekolah ini,” katanya.
Ia mengaku masih banyak kekurangan fisik bangunan sekolah tersebut termasuk penggunaan kayu untuk pintu dan kusen, sementara kursi yang diadakan untuk sekolah sebenarnya tidak layak pakai, namun pihaknya tetap harus menggunakan kursi tersebut agar semua proses Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tidak malah terrhambat gara-gara kursi. (Wibbie)

     
Massa GMPAT  Tolak Ijin Tambang di Madapangga
Madapangga, TIMUR.-
Pemberian ijin penambangan kepada salah satu perusahaan tambang di Desa Campa Wilayah Kecamatan Madapangga diprotes, penolakan oleh sejumlah warga dan mahasiswa yang menamakan diri, Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Anti Tambang (GMPAT), terus disuarakan dengan mengelar aksi demontrasi di wilayah setempat.
Mereka menganggap tambang hanya menguntungkan perusahan dan oknum tertentu, sementara rakyat yang ada di wilayah itu sebagai penguasa wilayah tetap sengsara lantaran penghasilan utama mereka di sektor pertanian akan terganggu dengan kegiatan penambangan tersebut, selain itu pemberian ijin penambangan tidak melalui tahapan sosialisasi lebih awal kepada masyarakat. “Ini yang kita tuntut juga karena masyarakat di wilayah kami diabaiakn begitu saja tanpa adanya pemberitahuan tentang ijin ini,” katanya.
Aksi penolakan ijin tambang ini digelar di Cabang Dena Kecamatan Madapangga, selain berorasi, mereka juga melakukan aksi bakar ban bekas, demontrans juga memblokir jalan serta menahan laju truk yang diduga milik perusahaan tambang setempat, praktis massa aksi dan supir truck nyaris terlibat bentrok.
beruntung sigapnya anggota Polsek dan Polres bersama Sat Pol PP yang mengamankan mereka sehingga bentrok mampu dihindari.
  Massa aksi melanjutkan aksinya di depan kantor Camat, Zulkifli salah seorang warga yang mewakili kelompok itu, mengatakan penolakan perusahaan tambang sebagai bentuk protes terhadap upaya aparat pemerintah yang dengan mudahnya memberikan ijin tambang kepada salah satu perusahaan yang menggali pasir di wilayah itu, ia bersama warga lainnya yang protes kuatir dengan adanya aktivitas petambangan di wilayah itu akan berdampak pada rusaknya lingkungan sehingga mata pencaharian warga yang rata-rata petani akan hancur.
Menurut dia, masuknya perusahaan tambang di wilayah kecamatan Madapangga tak lain yakni konspirasi Bupati dengan pemerintah kecamatan dan perusahaan tambang, tanpa melibatkan dan melihat dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat setempat.
Zulkifli juga menuntut Camat Madapangga menyatakan sikap tolak segala bentuk kegiaatan pertambangan yang sudah direncanakan di wilayah kecamatan madapangga. “Kami juga minta perusahaan pengelola untuk segera melakukan reboisasi, rehabilitasi dan revegetasi sesuai UKL dan UPL,” tegasnya.
    Sementara itu, Camat Madapangga, Syamsuddin B.Sc berjanji apa yang disampaikan demonstran akan dilaporkan ke Bupati untuk ditindaklanjuti.” saya tidak bisa mengambil keputusan apa-apa, karena masih ada Bupati diatas saya,” ujarnya.
  Pernyataan Camat sempat membuat massa aksi emosi, Karena yang mereka ingin Camat mengeluarkan pernyataan sikap ikut menolak kegiatan tambang itu.  Massa aksi pun akhirnya memakasa untuk masuk kehalaman kantor camat namun dihalangi oleh anggota Polres Bima Kabupaten yang berjaga di lokasi itu, aksi saling dorong pun tak terhindarkan, hingga akhirnya massa membubarkan diri.(Marlin)

Panitia LPI Rayon I tak Paham Aturan
Bolo, TIMUR.-
Panitia Pertandingan sepak bola liga Pendidikan Indonesia (LPI) Rayon I yang meliputi wilayah kecamatan Bolo, Madapangga, Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora dinilai tidak memahami aturan.
Penilaian tidak becusnya panitia tersebut dilontarkan oleh Penilik Porabud Kecamatan Bolo, Yusuf, yang menganggap tidak adanya kejelasan dalam keptusan panitia terkait protes yang dilakukan pemain ketika gelar pertandingan antara tim Sanggar dan Madapangga, ia mengatakan panitia pelaksanaan pertandingan LPI Rayon I sangat tidak becus. Pasalnya, laga kesebelasan Kecamatan Madapangga versus Sanggar beberapa hari lalu. “Salah satu tim telah meninggalkan lapangan pertandingan karena menolak keputusan wasit yang memberikan hadiah penalti terhadap club LPI Sanggar. Apakah karena Madapangga tempat penyelenggara sehingga mereka seenaknya saja,” ucapnya.
Keanehan, lanjut dia, seahari setelah kejadian tersebut,Tim LPI Kecamatan Madapangga dipanggil kembali oleh panitia untuk bertanding melawan Sanggar. Parahnya dalam pertandingan ulang tersebut justru Tim dari Sanggar yang memenangkan pertandingan,” Kemenangan Tim Sanggar merugikan kecamatan Bolo, karena poin yang diraih tergeser,” kesalnya.
Ulah panitia yang memanggil kembali pemain kedua kesebelasan,memunculkan pertanyaan pihaknya, terakait aturan yang dipakai panitia yang memperbolehkan kembalia kedua klub tersebut. “Ini sangat aneh Salah satu tim sudah secara nyata meninggalkan lapangan sebelum wasit meniup pluit tanda usai, ko, malah justru dipanggil kembali untuk pertandingan ulang, aturan dari mana yang digunakan panitia,” katanya heran.
Yusuf yang mengaku wakil jajaran pendidikan di kecamatan Bolo itu, mengecam keras ulah panitia, dia mengaku akan mengajukan keberatan kepada panitia LPI Kabupaten Bima serta meminta pertanggung-jawaban Kepala Dinas Dikpora selakuj penanggung jawab kegiatan.
“Ulah panitia Rayon I LPI ini sudah melanggar peraturan sekaligus secara tidak langsung membunuh karakter para pemain klub LPI Kecamatan Bolo,” tudingya. (Marlin)

SMA Soromandi Meraih Juara I dalam liga LPI
Bolo, TIMUR.-
Tim sepak bola Pelajar dari Kecamatan Soromandi berhasil menjadi juara dalam laga yang digelar Liga Pendidikan Indonesia (LPI) di wilayah kecamatan sanggar.
Dalam Perlombaan sepakbola Liga Pendidikan Indonesia ( LPI ) tingkat SMA/SMK/Aliyah Rayon I menobatkan juara bertahan sebagai juara pertama, yakni SMA Soromandi. Dalam kegiatan tersebut peserta yang mengikuti LPI tingkat SMA/SMK/Aliyah Rayon I ini, diwakili oleh enam kecamatan di wilayah Dapil I Kabupaten Bima, yakni kecamatan Bolo, Madapangga, Sanggar, Soromandi, Donggo dan Tambora dan secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs A Zubaer MSi, pada Jumat ( 4/5 ).
Kepala Sekolah SMA I Soromandi Drs Hamka MPd, ditemui disekolahnya pada Rabu kemarin mengatakan prestasi yang diraih oleh sekolahnya, yakni meraih ajuara pertama dalam liga pendidikan Indonesia tingkat SMA/SMK/Aliyah pada tahun  2012 ini merupakan prestasi yang luar biasa di raih oleh klub sepakbola sekolah yang dipimpinya.
Prestasi yang diraih ini berkat kerja - sama dan latihan yang extra ketat oleh tim sekolahnya selama tiga bulan belakangan ini, serta pengawasan ketat oleh guru pembimbingnya dalam mengatur jadwal latihan siswa dan tidak menganggu proses belajar mereka, ucapnya.
Ucapan terimah kasih dan penghormatan kepada dua orang guru pembimbingnya, yakni Bahar SPd, dan Gufran SPd yang telah melatih dan membimbing klubnya sehingga meraih juara pertama dalam liga LPI ini dan diharapkan prestasi ini dapat diraih ditingkat Kabupaten, Propinsi bahkan sampai tingkat Pusat, harapnya .(Marlin)
 

Tragedi Tewasnya dua Guru Pengawas UAS di Madapanga
“Kami Semua Kehilangan”
Pelaksanaan UN Madapangga, Renggut Dua Nyawa Orang Guru
Dihari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UAS) tingkat sekolah Dasar SD/MI di wilayah kecamatan Madapangga diwarnai tragedi. ‘pasalnya dua orang pahlawan tanpa tanda jasa, masing-masing Ruslan, SPd dengan Hasnah Adnan Ama. Pd, dihari naas tersebut mengalami kecelakaan maut, bagaimana kejadiannya? berikut catatan wartawan Koran Timur, Biro Bolo: Sumarlin, ST
Takdir memang menimpa siapa saja, kita tidak pernah mengetahui sebelumnya termasuk ajal yang merenggut nyawa dua orang guru yang hendak menjalankan tugas mengawas ujian SD, dua pahlawan tanpa tanda jasa, masing-masing Ruslan, S.Pd dan Hasnah Ama.Pd harus tewas melalui sebuah tragedi kecelakaan maut yang terjadi pada senin (7/5) di jalan lintas Woro-Mpuri Kecamatan Madapangga, saat itu keduanya hendak menjalankan tugas sebagai pengawas UN di SDN Inpres Mpuri, Kecamatan setempat kemarin.
Kepergian kedua pahlawan tanpa tanda jasa tersebut menuju tempat peristrahatannya terakhir melalui tragedi kecelakaan maut itu memang tak pernah disangka sebelumnya oleh kita semua, sekaligus kepergian dua pahlawan tanpa tanda jasa tersebut menyisahkan sejuta isap tangis, rasa duka nan pilu, serta empati yang amat mendalam dari seluruh handai tolan, kerabat, terlebih lagi rasa pilu yang mendalam dari kalangan saudara dan keluarga yang ditinggalkannya.
Awalnya kedua guru ini pagi-pagi sekali hendak menjalankan tugas sebagai pengawas ujian sekolah SD, mereka berangkat pagi-pagi sekali untuk menunaikan tugasnya itu dengan menggunakana sepeda motor, mereka berangkat dari Desa Campa dimana mereka tinggal, berboncengan hendak menuju SDN Inpres Mpuri lokasi pengawas pelaksanaan UN hari kedua, nahas yang menimpa siapa tahu akan terjadi? Saat keduanya ini melaju dengan kendaran sepeda motor, di tengah perjalanan tepatnya dijalan lintas Woro-Mpuri, sebuah bus yang sedang melaju di depan arah yang sama, karena dikejar waktu tak ingin ketinggalan oleh waktu, untuk tugas mulia menjadi pengawas ujian bagi siswa, Ruslan yang sat itu yang membawa sepeda motor berupaya menyalib bus yang ada di depanya, namun naas, belum lagi sepeda motor keduanya selesai menyalib sempat menyenggol kendaraan lain, akibatnya sepeda motor kehilangan keseimbangan, dan terjatuh, ironisnya keduanya tertabrak,  nyawa keduanya tak dapat diselamatkan, Hasnah langsung tewas seketika, sementara Ruslan sendiri meski sempat dilarikan ke PKM Madapangga namun ikut menyusul tewas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh wartawan melalui sejumlah nara sumber, bahwa salah seorang dari pahlawan tanpa tanda jasa yaitu Hasnah Adnan, Ama. Pd akibat kecelakan maut tersebut langsung menghembuskan nafas terakhirnya langsung di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sementara salah seorang rekannya yang merupakan teman boncengan sepeda motor Ruslan, S.Pd, sempat dilarikan ke PKM Madapangga untuk mendapatkan pertolongan medis akan tetapi nyawanya pun terlebih dahulu dipanggil oleh Illahi Rabbi.
Atas kejadian naas tersebut, keluarga, handai tolan bahkan jajaran Dikpora sangat terpukul dan diselimuti oleh rasa duka mendalam, karena kedua pahlawan tanpa tanda jasa tersebut merupakan dua tenaga pendidikan yang sangat memiliki kompetensi, dedikasi serta kemampuan yang sangat tinggi, kita jajaran dikpora sangat merasa kehilangan atas kepergian mereka berdua,”ucap Kepala UPTD Dikpora Madapangga, M. Said Ahmad, S. Pd, M. Pd saat dikonfirmasi oleh wartawan dimeja kerjanya sesat setelah kejadian.
Tak pelak pun rasa pilu dan rasa kehilangan juga dirasakan oleh kalangan insane pendidik yang ad di Desa Campa, jajaran Dikpora Madapangga, bahkan jajaran dikpora Kabupaten Bima umumnya karena kepergian keduanya disaat menjalankan tugas dinas sebagai abdi Negara yaitu melaksanakn tugas sebagai pengawas UN.
Kepergian keduanya memunculkan rasa kehilangan yang mendalam, baik di kalangan sesama pengajar maupun murid tempat keduanya mengajar, sebagai rekan dan sesama tenaga kependidikan, sedih jangan dikata, karena keduanya meninggal dalam menjalankan tugas. “Kami jajaran Dikpora mengucapkan selamat jalan dua orang guru ku sesungguhnya kami sangat merasa kehilangan,”tuturnya dengan pilu.
Selain itu, dirinya juga meminta pada kedua keluarga yang ditinggalkan oleh dua orang pahlawan tanpa tanda jasa untuk tabah dan sabar menerima kehendak dari Allah SWT, marilah kita menerima semua ini dengan hati yang ikhlas karena kita yang ditinggalkan saat ini suatu saat juga pasti akan menghadap sanga pencipta,”harapnya.
Sementara itu, didua rumah duka, isak tangis, rasa pilu serta rasa duka dan bela sungkawa dari keluarga kedua korban mewarnai kepergian dua orang pahlawan tanpa tanda jasa tersebut seakan- akan mereka tak percaya jika keduanya telah dipanggil oleh sang khalik. (***)
                        


Solar Langka, Jagung Milik Petani Di Calabai Busuk

Petani jagung di Calabai Kecamatan Pekat mengalami keluhan, pasalnya bahan bakar solar yang sangat dibutuhkan justru semakin tidak ada sehingga dapat berakibat fatal dan mempengaruhi hasil panen. Para petani berharap adanya keseriusan pemerintah untuk untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapinya.
Dompu,TIMUR.-    Hampir satu minggu ini Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Dompu seperti menghilang begitu saja. Akibat langkanya BBM jenis solar tampaknya mempengaruhi kegiatan para petani khususnya petani jagung.
        Taufikurahman, salah seorang petugas PPL di Desa Kadindi Kecamatan Pekat Calabay Dompu mengatakan, petani jagung diwilayah binaannya mengeluh pasalnya gara-gara tidak ada solar kendaraan yang mengangkut jagung dari lahan ke gudang terhambat. “Jagung banyak yang busuk di lahan karena sudah di kemas didalam karung tapi tidak ada kendaraan yang mengangkut gara-gara di Pekat tidak ada solar,” kata Taufik.
        Menurut Taufik terpaksa petani kadang mengangkut secara tradisional atau dengan sepeda motor namun hal itu dirasakan kurang efektif. “Truk atau kendaraan yang khusus mengangkut Jagung rata-rata berbahan bakar solar, tidak ada solar ya macet saemuanya,’ ujarnya seraya menambahkan bahwa walupun ada solar namun harganya melambung tinggi, per liter mencapai Rp.7000,- lebih. “Kalau ada solar biar mahal terpaksa kita beli, “tambahnya.
        Sementara itu pantauan dilapangan, beberapa SPBU di Dompu masih dipenuhi antrian kendaraan yang khusus berbahan bakar solar. “Jam 10.00 wita Solar dah habis, itupun antri dari jam 5 kita pak,’ kata salah seorang sopir truk. Menurut petugas di salah satu SPBU di Dompu kelangkaan solar tersebut diakibatkan karena jatah Solar dari Depo Pertamina Bima kurang. (Titus/humas).
       


Pemkab Dompu Ajukan Tambahan Kuota BBM Solar subsidi 75 Ribu Liter
Dompu,TIMUR.-
        Menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Dompu, Pemkab Dompu melalui Dinas Koperindagtamben telah bersurat ke pihak Pertamina wilayah Denpasar untuk menambah kuota/jatah solar subsidi. Hal itu disampaikan Kadis Koperindagtamben kabupaten Dompu H. Khaerul Insan SE,MM kepada media di Dompu belum lama ini.
        “Kami sudah berkirim surat ke pihak Pertamina wilayah Denpasar untuk menambah kuota jatah BBM khususnya solar sebesar 75 ribu liter/hari. Mudah-mudahan hal ini segera direspon oleh pihak Pertamina,” harap H.Khaerul.
        Dikatakan, kuota jatah BBM solar bersubsidi untuk di Dompu dari Pertamina Depo Bima sebesar 35 ribu liter/perhari dan disalurkan melalui 4 SPBU di Dompu. Menurut Kadis Koperindagtamben, akibat langkanya BBM jenis solar banyak petani dan nelayan yang mengeluh. “Kami banyak mendapat laporan gara-gara solar langka nelayan kita banyak yang menganggur sehingga tidak bisa melaut karena untuk mengisi bahan bakar mesin kapal/perahu tidak ada. Belum lagi keluhan dari petani kita yang menggunakan mesin traktor untuk membajak sawah. Persoalan tersebut juga dikeluhkan  petani jagung kesulitan mengangkut hasil panennya karena banyak kendaraan jenis truk yang tidak beroperasi gara-gara tidak ada solar,’ paparnya.
Selain itu, lanjut H.Khaerul Insan, untuk meminimalisir dugaan spekulan pengusaha nakal yang melakukan pembelian BBM subsidi diluar ketentuan, kini pihaknya telah menempatkan beberapa petugas untuk melakukan pemantauan khusus di setiap SPBU di Dompu.  (Titus/Humas) 
Soal Judi Togel,
Setalah Elemen Kobra, Giliran HMI Dompu Demo Polres
Tuntut  Judi Togel Dihapus, Polres Dompu Kembali Didemo Setelah  aksi massa yang dilakukan Kualisi rakyat bersatu (KOBRA), beberapa waktu lalu, pada Rabu (9/5)  polres Dompu kembali dihadapkan dengan aksi yang sama, yakni menuntut agar judi togel, miras dan penyakit masyarakat lainnya  dihapus. Pasalnya penyakit masyarakat tersebut diduga telah mendarah daging di Bumi Nggahi Rawi Pahu sehingga memaksa kepala kepolisian polres Dompu  untuk menindak tegas pelaku judi, entah itu masyarakat biasa. Lebih-lebih adanya dugaan keterlibatan oknum tertentu yang ikut bermain dan membekingi judi togel  dapat diberikan tindakan tegas.
Dompu, TIMUR.-
Aksi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang digelar di kantor DPRD Kabupaten Dompu, dalam orasinya mereka  menuntut agar judi togel dan miras serta penyakit masyarakat lainnya dihapus dan mendapat perhatian serius pemerintah dalam mengatasi persoalan tersebut.
Pantauan wartawan, setelah melakukan orasi di gedung dewan, massa aksi dari HMI kembali melakukan orasi di polres Dompu yang Nota Bene sebagai pihak yang sangat bertanggung jawab dalam menuntaskan segala persoalan judi yang kian meraja lela di Bumi Nggahi  Rawi Pahu. Koordinator Lapangan (Korlap) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Wahyudin dalam orasinya, mengatakan, bahwa di kabupaten dompu judi togel marak dan sudah meraja lela karena itu meminta kepada anggota DPRD Dompu untuk melakukan investigasi dan memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat bahwa judi sangatlah tidak baik, selain dapat merusak ekonomi juga dapat merusak akhlak dan mental bangsa. Ditegaskannya, terhitung mulai hari ini (Rabu,red) hingga sampai tanggal 31 Mei HMI akan melakuan orasi, jika tidak mendapatkan tanggapan apa-apa dari pemerintah terutama polres Dompu, selaku pihak yang paling bertanggung jawab, maka HMI akan menggelar aksi yang cukup besar dengan massa yang lebih banyak lagi serta akan melakukan pemblokiran jalan raya yakni jalan lintas Dompu sumbawa.
Selanjutnya HMI  akan melakukan aksi demo di Polda NTB, ancamnya. Ironisnya lagi, dalam judi togel, HMI menuding dan menduga keterlibatan oknum kepolisian baik sebagai “pemain maupun sebagai pembeking” kami menduga ada keterlibatan oknum aparat kepolisian yang ikut membekingi judi togel tersebut, karena itu HMI berharap pada kapolres Dompu agar dapat memberikan tindakan tegas terhadap oknum tersebut, tuntutan kami hendaknya dapat diaplikasikan sesegra mungkin oleh polres dompu dan oknum yang terindikasi terlibat didalamnya dapat diambil tindakan tegas,  harapnya. Sementara  itu kapolres Dompu AKBP Benny Basir Warmansyah yang dikonfimasi seusai demo di ruang kerjanya, mengatakan bahwa dirinya bersama anggota dan jajaran kepolisian polres Dompu komitmen membrantas  segala bentuk perjudian terutama judi togel serta miras dan penyakit sosial lainya yang tengah meraja lela di Bumi Nggahi Rawi Pahu.
Bahkan semenjak pertama menginjakan kaki di dompu telah memerintahkan pada anggota untuk memberantas judi dan menangkap pelakunya, “siapapun yang terlibat di dalamnya, entah itu masyarakat biasa ataupun oknum pejabat,  lebih-lebih adanya dugaan keterlibatan oknum polisi yang ikut main atau membekinginya. Jika terbukti adanya keterlibatan oknum aparat kepolisian dalam membekingi perjudian togel tersebut, termasuk mendapat jatah, maka akan diberikan  tindakan
tegas, tegasnya.(titus)
Polres Dompu Canangkan GNIB Kebiasaan hidup sehat tidak hanya diisyaratkan kepada masyarakat biasa akan tetapi hasil canangan Presiden SBY  tersebut juga diterapkan dalam lingkup jajaran kepolisian, buktinya aparat kepolisian polres dompu gemar memberikan sosialisasi di jajaran polres hingga ke polsek-polsek tentang pentingnya hidup sehat.
Dompu, TIMUR.-
Ketua panitia pelaksana Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB), AKP Ikbal Huda selaku kasat Samapta Polres Dompu yang dikonfirmasi Koran ini mengatakan, bahwa GNIB itu adalah canangan presiden SBY dengan tujuan agar aparat kepolisian terbiasa hidup sehat, bersih dan rapi, kesehatan, kebersihan maupun kerapian tersebut semuanya berawal dari diri sendiri dan lingkungan, jika terbiasa bersih maka konsentrasi bekerja dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat akan semakin jelas dapat dinikmati, dalam memberikan sosialisasi tentang GNIB, diakuinya sudah tujuh polsek yang telah diberikan sosialisasi tersebut, namun yang belum yakni polsek Kilo namun dalam waktu dekat ini akan diberlakukan hal yang sama, katanya.
Dijelaskannya, selain kebersihan diri juga kebersihan ruang kerja, ruang pelayanan, taman toilet pagar dan teras serta kebersihan lainnya. Adapun sasaran yang dicapai menurut yang pernah menjabat kapolsek Bolo  pada tahun 2003 silam ini adalah jajaran kepolisian akan terbiasa dengan hidup bersih, sehat dan rapi sehingga dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat akan lebih optimal dan profesional. Sehingga ke depannya aparat kepolisian akan menjadi contoh yang terbaik bagi masyarakat umum tentang kebiasaan hidup bersih, sehat dan rapi. (titus)

Tidak ada komentar: