Belum Berfungsi, PKM Rasanae Timur Ditumbuhi Belukar
Kota Bima, TIMUR.-
Pemerintahan HM Qurais saat ini
disorot, pasalnya salah satu bangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di
wilayah Kecamatan Rasanae Timur Kelurahan Kodo Kota Bima hingga saat ini tak
berfungsi, bangunan yang menghabiskan dana milyaran rupiah tersebut kondisinya
tidak terawat, belum difungsikan saja, bangunan banyak yang hancur, kayu mulai
lapuk, sementara di semua areal baik dalam ruangan maupun di luar ruangan dipenuhi
semak belukar.
Pantauan wartawan di lokasi, hampir
semua bangunan yang ada terlihat kumuh, kaca banyak yang pecah, sementara semak
di sekitar nyaris menutupi bangunan yang dibangun di tanah yang memang rendah
tersebut, di bangunan utama saja, jika dilihat dari jalan raya nyaris tak nampak,
karena gundukan tanah di depannya sangat tinggi, ditambah lagi semak yang telah
menutupi hampir semua bangunan, sementara di bagian timur bangunan, lorongnya
dipenuhi belukar.
Salah seorang warga, Akriadi,
mempertanyakan sikap pemerintah Kota Bima yang membiarkan bangunan yang diperkirakan
telah menghabiskan dana yang cukup banyak tersebut tidak terawat. Pasalnya jika hanya dibiarkan seperti itu lama kelamaan
bangunan itu akan hancur dengan sendirinya. “Kita tidak tahu persis apa
masalahnya, namun alangkah disayangkan bangunan yang sudah dibangun ini
dibiarkan begitu saja, entah apa yang menjadi masalahnya sehingga PKM tersebut tak
dihiraukan oleh pemerintah kota,” ujarnya di lokasi Kamis kemarin.
Ia juga menyesalkan bangunan yang
sedianya untuk melayani kesehatan masyarakat tersebut tidak difungsikan padahal
dana yang sudah tersedot untuk membangun cukup banyak. “Sepanjang yang saya
tahu PKM ini secara resmi dibangun untuk melayani mayarakat yang ada di wilayah
kota di bagian timur, apakah memang Pemkot sekarang tidak peduli dengan
pembangunan di bagian timur sehingga bangunan tersebut hanya dibiarkan begitu
saja?,” sesalnya.
Ia juga mempertanyakan Pemkot yang
hanya memperindah wilayah di bagian barat, jalan-jalan diperindah, lampu-lampu
juga dipasang, hampir di setiap sudut dibuatkan taman dan dipasangi lampu hias,
anehnya di bagian timur tidak ada satupun lampu hias yang dipasang. “Jangankan
mempercantik wilayah di bagian timur, bangunan untuk melayani kesehatan
masyarakat yang saya kira sebagai bagian dari kebutuhan dasar saja seperti PKM
itu tidak terurus,” katanya.
Ia juga membandingkan kota saat
dipimpin oleh almarhum HM Nur A Latif, semua wilayah disentuh dengan berbagai
pembangunan sarana kebutuhan dasar, seperti pembangunan PKM di Paruga Kecamatan
Rasanae Barat, PKM Ranggo di wilayah Asakota, belum lagi pembangunan kantor
kelurahan dan juga bangunan lain seperti dan juga sekolah sekolah dan lainnya.
“Pembangunan kantor Walikota yang sekarang ini dipakai saja saya kira tidak
terlepas dari jasa beliau, saya pertanyakan kenapa pembangunan PKM saja tidak
mampu diselesaikan oleh pemerintah sekarang,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh,
Junaidin, warga Rabangodu, pembangunan
yang terjadi saat ini terlihat pincang, pemerintah cenderung membangun sarana
yang tidak perlu dan tidak mendesak di wilayah bagian barat, semenatra di
bagian timur banyak sekali yang belum disentuh pemerintah HM Qurais saat ini.
“Contohnya PKM tadi yang belum selesai-selesai, padahal itu sarana kebutuhan
dasar, kita sebagai warga juga heran, ada masalah apa dibalik itu,” ujarnya.(wibbie)
SMAN 3 Kota Bima Siapkan Diri jadi Sekolah Mode
Kota Bima, TIMUR.-
Kiprah SMAN 3 Kota Bima untuk
meningkatkan kualitas output (lulusan) di sekolah terus dilakukan, setelah
setelah melewati tahapan standar Nasional, kini Kepala sekolah dan jajaran
tenaga kependidikan tengah menyiapkan sekolah tersebut menjadi sekolah mode,
yakni sekolah yang akan menjadi ukuran dan contoh bagi sekolah lain di Kota
Bima.
Kepala SMAN 3 Kota Bima, Drs H Abdul
Ghafar, mengatakan berbagai perangkat pendukung sudah disiapkan, pihaknya akan
menfokuskan diri pada kerja sama dengan para pengrajin tenun local untuk
merealisasikan rencana tersebut ke depannya, ditambah lagi dengan berbagai
sarana pendukung lain seperti tambahan pelajaran pengajian alquran. “Kita
merespon cepat rencana Walikota untuk mengenakan rompi bagi setiap siswa yang
sekolah di sini, selain itu kita jalin kerja sama dewngan kelompok tenun local
dan memberikan pelajaran tenun pada siswa dengan bantuan pengrajin,” katanya di
sekolah itu Sabtu.
Sementara ini pihaknya tengah
merancang salah satu kegiatan yang melibatkan semua guru di sekolah, termasuk
siswa juga pada saat penerimaan siswa baru sudah mulai diberlakukan untuk
mereka. “Kita wajibkan pakaian yang berbahan tenun local,” katanya.
Ia mengakui banyak siswa di sekolah
itu yang datang dari berbagai pelosok di wilayah timur kota bima, kemampuan
siswa memang dianggap tidak sebanding dengan sekolah lain, namun dengan segala
upaya pihaknya akan mencoba memberikan tambahan pengetahuan sehingga sekolah
tersebut menjadi sekolah mode bagi sekolah lain dengan berbagai keunggulan yang
dimiliki. “Tidak ada istilah siswa yang sekolah di sini dating dari pelosok,
kita akan berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga
sekoilah ini akan dilirik sebagai sekolah yang menjadi tujuan utama para orangtua
di sini,” ujarnya.(Wibbie)
Pembangunan SMPLB Rontu Diprotes
Kota Bima, TIMUR.-
Karena dianggap menyalahi fungsi, pembangunan
SMPLB di Kelurahan Rontu Kota Bima diprotes, sejumlah warga dan mahasiswa
menyoal rencana pembangunan sekolah yang dianggap tidak sesuai dengan fisik
yang akan dibangun, selain itu alih fungsi aks kantor kelurahan tersebut juga
diprotes. mereka mendatangi dinas Dikpora untuk melakukan klarifikasi terkait
rencana pembanguan tersebut yang dianggap telah meyalahi bestek dan bukan pada.
Informasi yang diperoleh wartawan
dari warga setempat, awalnya pembongkaran eks kantor lurah Rontu dilakukan
untuk pembangunan SMPLB menggunakan DIPA Dikpora Rp60 juta, belakangan
pembangunan tersebut tidak selesai, penggunaan anggaran tersebut rupanya tidak
sesuai dengan pekerjaan, karena biaya tersebut hanya untuk membongkar bukan
untuk membangun atau rehab. “Jika dengan anggaran sebesar itu untuk membongkar
saja siapa saja bisa, kami pertanyakan uang rakyat itu dibawa kemana, sehingga
muncul lagi anggaran baru yang besar untuk menambah pembangunan sekolah,” ujar
sala seorang warga yang namanya enggan ditulis.
Padahal dalam hitungan rencana
anggaran DIPA awalnya tertera Rp100 juta, namun Dikpora hanya mengaku anggaran
Rp60 juta untuk rehab kantor lurah tersebut menjadi gedung SMPLB, munculnya
protes tersebut lantaran dianggap gedung sudah berubah fungsi dan anggaran yang
digunakan telah digelembungkan.
Sekretaris Dikpora Kota Bima, Drs
Alwy Yasin, mengatakan protes warga memang mempertanyakan alih fungsi bangunan,
awalnya para pemrotes tidak paham atau miskomunikasi, namun setelah mendapatkan
penjelasan dari pihanya mereka sedikit-sedikit sudah memahami semua rencana
pembangunan tersebut, termasuk DIPA Dikpora Rp60 juta sebagai dana awal rehab.
“Memang dalam rancangan aggaran Rp100 juta namun karena karena kondisi
keuangan, hanya 60 juta saja yang dapat direalisasikan untuk rehab awal,”
katanya di kantor Dikpora usai menerima mahasiswa yang protes di ruangan Kepala
Dinas.
Dijelaskannya dana Rp60 juta tersebut
telah terealisasi untuk pembongkaran dan pembuatan fondasi baru, sedangkan
tambahan dana APBN sebesar Rp200 juta untuk merampungkan pekerjaan yang
bnernilai total Rp260 juta. “Kita akui memang semua anggaran berjumlah Rp260
juta termasuk DIPA Dikpora,” akunya.
Dikatakannya, semua dana akan
digunakan hanya untuk bangunan saja, termasuk tambahan pembuatan teras bangunan
dan keramik, untuk mutu tidak termasuk, alias dana tersebut hanya untuk
pembangunan fisik. “Kita tidak merubah luas bangunan, dan tetap menggunakan
fondasi utama dari eks kantor lurah, sehingga dana untuk rehab ini akan
digunakan untuk rehab total termasuk membuat baru tembok yang sudah bisa
digunakan lagi,” katanya.
Sementara itu Kepala SMPLB,
Zainuddin, SPd, yang dikonfirmasi menolak semua wartawan yang datang kepadanya
berkaitan dengan pembangunan gedung SMPLB tersebut. “Saya serahkan ke Dinas,
untuk semua pertanyaan tentang bangunan ini,” ujarnya.
Sementara ia membantah jika
pembangunan dan rehab tersebut ditentang oleh warga setempat, melainkan hanya
beberapa orang mahasiswa yang sengaja memperkeruh suasana. “Tidak ada warga
yang menolak pembangunan sekolah di sini, mereka hanya mahasiswa, dan bukan
warga di sini,” elaknya. (wibbie)
Empat Lokal SMPN 2
Monta Direhab Total
Monta, TIMUR.-
Rehab total empat
ruangan SMPN 2 Monta saat ini sedang dilakukan, rehab dengan APBN Rp360 juta
rencananya akan mengubah wajah sekolah itu secara keseluruhan. Kepala Sekolah
SMPN 2 Monta, Siti Sunarti,S.Pd menjelaskan sebenarnya dana yang dialokasikan
tersebut untuk empat ruangan, namun pihaknya akan menambah satu ruangan lagi
dengan anggaran yang sama untuk pengembangan satu ruangan laboraturium sekolah.
“Rehab juga akan
mengganti tiang kayu menjadi beton,
dalam arti semua bahan-bahan dulu diganti total dan daun pintu memakai kayu
super (jati, red),” demikian penjelasan Kepala Sekolah SMPN 2 Monta Sitti Sunarti,
S.Pd di ruangannya.
Sunarti mengaku
sebelumnya telah melakukan rapat bersama dengan jajaran guru, hal itu dilakukan
agar semua pekerjaan terlihat transparan selain itu untuk menghindari kemungkinan
adanya dugaan penyalahgunaan anggaran APBN dan menghidari kemungkinan adanya kecemburuan
di kalangahn guru. Ia mengaku untuk
menghindari anggapan tidak trasparan harus benar-benar terbuka dengan semua
guru tentang rencana dan juga berapa anggaran yang akan digunakan untuk rehab
tersebut, Karena sering terjadi sekolah melakukannya tanpa berkordinasi dengan
guru, sebelumnya juga Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima Drs. ZubaerHAR.M.Si.
telah menyurvey pekerjaan tersebut.
Sittisunarti, S.Pd berjanji
untuk menggunakan anggaran ini secara transpan. “Kami semua pihak guru di sekolah
berupaya keras untuk melakukan pekerjaan ini sebaik mungkin, jangan sampai ada oknum
mencurigai atau masyarakat salah duga tentang penggunaan dana Tersebut,”
ujarnya.
Sementara Ketua panitia,
H Syafruddin mengatakan pelaksanaan rehab sudah dimulai sejak 11 April 2012 dan berakhir 31 Mei 2012,
sedangkan masa perawatan selama satu bulan dalam bulan Juni 2012. “Intinya kami
dana ini kami gunakan semaksimal mungkin untuk merehab sekolah. Berapa yang
kita terima itu yang akan kita habiskan,” ungkapnya.
Dengan cara ini ia berharap angaran bisa digunakan secara maksimal
dan seefisien mungkin.(Ipul)
Kecewa, Kader PAN Monta Hijrah ke PKB
Monta, TIMUR.-
Salah seorang kader
terbaik PAN di wilayah Dapil II Monta, Kamarudin SH, pindah partai, hijrahnya
Kamarudin ke PKB lantaran menganggap garis perjuangan partai oleh pengurus
partai tidak lagi konssisten. Ia mengundurkan diri dari daftar anggota DPC PAN,
padahal dirinya adalah salah satu kader teladan periode 2005-2010 dan menjabat sebagai
bendahara umum PAN Kabupaten Bima. “Perjuangan saya tidak kenal siang dan malam
demi kemenangan PAN yang berlambang Matahari di wilayah Dapil II khusus Kecamatan
Monta. Sehingga pemilihan umum PAN di Monta selalu menang, namun saya di singkirkan secara politik, terbukti
di pengurusan DPD PAN Kabupaten Bima periode 2010-2015, ada kader lain yang
bukan dari PAN ditempatkan sebagai wakil sekretaris padahal saya di perode yang
lalu sebagai DPC PAN teladan,” ujarnya.
Dengan demikian
Kamarudin menganggap penilaian tim atau pendukungnya tidak lagi dihargai, perjuangan
selama ini untuk kemajuan partai tidak malah menaikkan pamor malah oleh
pengurus disingkirkan secarea politik.
Kamarudin, SH hanya
sebagai bendahara, sementara salah satu pengurus yang baru hijrah dari PKB,
Aminullah,SH, malah ditempatkan sebagai wakil ketua DPD PAN, ini memmunculkan
kekecewaan terhadap kepengurusan partai saat ini.
Sementara dari
periodel 2005-2010. Dimana Aminullah, SH. Sebagai Ketua PKB merupakan saingan
PAN untuk peroelhan suara di wialayah Dapil II, “Ini alasan yang mendasar sehingga
saya hijrah ke partai PKB yang lebih demokratis dan menghargai perjuangan partai
PKB menurut penilaian saya mengedepankan intelektualitas, rasionalitas dan bukan
partai PKB bukan partai yang emosional,” katanya.
Ia mengaku keinginan hijrah
ke partai PKB bukan semata-mata dari dirinya, akan tetapi keinginan tekad pendukung
Dapil II mereka ini sangat prihatin sikap DPD PAN Kab. Bima lebih mengedepankan
Kader orang lain dan menyampingkan kadernya sendiri yang selama ini telah terbukti
membesarkan PAN khusus nya di wilayah Monta umumnya di dapil II.
Ia berharap ulah sikat
menyikat kader sendiri bukan saatnya karena beberapa waktu ke depan akan digelar
pemilihan, kelemahan pengurus partai akan diketahui oleh masyarakat umum,
sehingga mereka enggan berpihak pada partai yang di dalamnya terdapat pengurus
yang tidak konsisten. “Pesan saya ke depan tidak melakukan sikat menyikat kader
sendiri akan tetapi harus pada posisi yang jelas atas jasa kader yang telah
berjuang untuk kemajuan partai, namun saya menganggap semua itu adalah
dinamikia politik, meski saya menjadi korban,” katanya.(ipul)
SMPN 15 Kota Bima Butuh Tambahan Tiga Lokal
Kota Bima, TIMUR.-
Setelah dibangun dengan dana block
grant Rp1,350 miliar, kini SMPN 15 Kota Bima yang berlokasi di kelurahan Oi Foo
butuh ttambahan tiga ruangan kelas untuk menampung siswa di sekitar wilayah
tersebut. Saat ini ruangan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di
OI Foo tidak mencukupi.
Kepala SMPN 15 Kota Bima, Drs Hafid
H Ibrahim, MSi mengatakan pihaknya tengah melakukan upaya untuk menarik minat
warga di sekitar wilayah sekolah tersebut agar mau bersekolah di SMPN 15,
dengan upaya sosialisasi dan gratis sekolah dan seragam. “meskipun kita hanya
bisa andalkan dana BOS untuk membiayai semua kegiatan sekolah, namun kita
berharap semua siswa yang ada di wilayah ini mau bersekolah di sini,” ujarnya.
Ia mengakui tenaga pengajar di
sekolah itu hamper semuanya berstatus pegawai honor, malah ada guru negeri yang
sengaja honor di sekolah untuk membantu guru yang lainnya. “Dengan segala
keterbatasan yandg ada kita upayaka sekoah ini maju, walaupun sekolah kita
dianggap sekolah yang baru muncul,” katanya.
Menurut hasil pendataan pihaknya
warga wajib belajar di wilayah itu berjumlah 789 siswa, namun yang aktif
sekolah hingga saat ini hanya 211 siswa, dengan jumlah gurus sebanyak 33 orang,
hal ini perlu dilakukan pendekatan lagi ke masyarakat agar siswa yang putus
sekolah tersebut kembali ke sekolah. “dengan jumlah siswa ini saja ruangan yang
kita miliki sebenarnya tidak mencukupi, oleh akrena itu kita butuh tambahan
ruangan, kita berharap Dinas juga mau melihat kenyataan ini,” katanya.
Sementara di sisi lain juga diirnya
menyiapkan proposal untuk mengusulkan tambahan ruangan melalui dana-dana dari
pusat. “Sesulit apapun akan kita upayakan untuk menambah ruangan belajar,
karena memang untuk kenyamanan para siswa itu sendiri agar mereka mau belajar
di sekolah ini,” katanya.
Ia mengaku masih banyak kekurangan
fisik bangunan sekolah tersebut termasuk penggunaan kayu untuk pintu dan kusen,
sementara kursi yang diadakan untuk sekolah sebenarnya tidak layak pakai, namun
pihaknya tetap harus menggunakan kursi tersebut agar semua proses Kegiatan
Belajar dan Mengajar (KBM) tidak malah terrhambat gara-gara kursi. (Wibbie)
Massa GMPAT Tolak Ijin Tambang di Madapangga
Madapangga, TIMUR.-
Pemberian ijin penambangan kepada salah
satu perusahaan tambang di Desa Campa Wilayah Kecamatan Madapangga diprotes,
penolakan oleh sejumlah warga dan mahasiswa yang menamakan diri, Gerakan Mahasiswa
dan Pemuda Anti Tambang (GMPAT), terus disuarakan dengan mengelar aksi
demontrasi di wilayah setempat.
Mereka menganggap tambang hanya
menguntungkan perusahan dan oknum tertentu, sementara rakyat yang ada di
wilayah itu sebagai penguasa wilayah tetap sengsara lantaran penghasilan utama
mereka di sektor pertanian akan terganggu dengan kegiatan penambangan tersebut,
selain itu pemberian ijin penambangan tidak melalui tahapan sosialisasi lebih
awal kepada masyarakat. “Ini yang kita tuntut juga karena masyarakat di wilayah
kami diabaiakn begitu saja tanpa adanya pemberitahuan tentang ijin ini,”
katanya.
Aksi penolakan ijin tambang ini
digelar di Cabang Dena Kecamatan Madapangga, selain berorasi, mereka juga
melakukan aksi bakar ban bekas, demontrans juga memblokir jalan serta menahan
laju truk yang diduga milik perusahaan tambang setempat, praktis massa aksi dan
supir truck nyaris terlibat bentrok.
beruntung sigapnya anggota Polsek
dan Polres bersama Sat Pol PP yang mengamankan mereka sehingga bentrok mampu
dihindari.
Massa aksi melanjutkan
aksinya di depan kantor Camat, Zulkifli salah seorang warga yang mewakili
kelompok itu, mengatakan penolakan perusahaan tambang sebagai bentuk protes
terhadap upaya aparat pemerintah yang dengan mudahnya memberikan ijin tambang
kepada salah satu perusahaan yang menggali pasir di wilayah itu, ia bersama
warga lainnya yang protes kuatir dengan adanya aktivitas petambangan di wilayah
itu akan berdampak pada rusaknya lingkungan sehingga mata pencaharian warga
yang rata-rata petani akan hancur.
Menurut dia, masuknya perusahaan
tambang di wilayah kecamatan Madapangga tak lain yakni konspirasi Bupati dengan
pemerintah kecamatan dan perusahaan tambang, tanpa melibatkan dan melihat
dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat setempat.
Zulkifli juga menuntut Camat
Madapangga menyatakan sikap tolak segala bentuk kegiaatan pertambangan yang
sudah direncanakan di wilayah kecamatan madapangga. “Kami juga minta perusahaan
pengelola untuk segera melakukan reboisasi, rehabilitasi dan revegetasi sesuai
UKL dan UPL,” tegasnya.
Sementara itu,
Camat Madapangga, Syamsuddin B.Sc berjanji apa yang disampaikan demonstran akan
dilaporkan ke Bupati untuk ditindaklanjuti.” saya tidak bisa mengambil
keputusan apa-apa, karena masih ada Bupati diatas saya,” ujarnya.
Pernyataan Camat sempat
membuat massa aksi emosi, Karena yang mereka ingin Camat mengeluarkan
pernyataan sikap ikut menolak kegiatan tambang itu. Massa aksi pun akhirnya memakasa untuk masuk
kehalaman kantor camat namun dihalangi oleh anggota Polres Bima Kabupaten yang
berjaga di lokasi itu, aksi saling dorong pun tak terhindarkan, hingga akhirnya
massa membubarkan diri.(Marlin)
Panitia LPI Rayon I tak Paham Aturan
Bolo, TIMUR.-
Panitia
Pertandingan sepak bola liga Pendidikan Indonesia (LPI) Rayon I yang meliputi
wilayah kecamatan Bolo, Madapangga, Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora dinilai
tidak memahami aturan.
Penilaian tidak becusnya panitia
tersebut dilontarkan oleh Penilik Porabud Kecamatan Bolo, Yusuf, yang
menganggap tidak adanya kejelasan dalam keptusan panitia terkait protes yang
dilakukan pemain ketika gelar pertandingan antara tim Sanggar dan Madapangga,
ia mengatakan panitia pelaksanaan pertandingan LPI Rayon I sangat tidak becus. Pasalnya,
laga kesebelasan Kecamatan Madapangga versus Sanggar beberapa hari lalu. “Salah
satu tim telah meninggalkan lapangan pertandingan karena menolak keputusan
wasit yang memberikan hadiah penalti terhadap club LPI Sanggar. Apakah karena
Madapangga tempat penyelenggara sehingga mereka seenaknya saja,” ucapnya.
Keanehan, lanjut dia, seahari
setelah kejadian tersebut,Tim LPI Kecamatan Madapangga dipanggil kembali oleh
panitia untuk bertanding melawan Sanggar. Parahnya dalam pertandingan ulang
tersebut justru Tim dari Sanggar yang memenangkan pertandingan,” Kemenangan Tim
Sanggar merugikan kecamatan Bolo, karena poin yang diraih tergeser,” kesalnya.
Ulah panitia yang memanggil kembali
pemain kedua kesebelasan,memunculkan pertanyaan pihaknya, terakait aturan yang
dipakai panitia yang memperbolehkan kembalia kedua klub tersebut. “Ini sangat
aneh Salah satu tim sudah secara nyata meninggalkan lapangan sebelum wasit
meniup pluit tanda usai, ko, malah justru dipanggil kembali untuk pertandingan
ulang, aturan dari mana yang digunakan panitia,” katanya heran.
Yusuf yang mengaku wakil jajaran
pendidikan di kecamatan Bolo itu, mengecam keras ulah panitia, dia mengaku akan
mengajukan keberatan kepada panitia LPI Kabupaten Bima serta meminta
pertanggung-jawaban Kepala Dinas Dikpora selakuj penanggung jawab kegiatan.
“Ulah panitia Rayon I LPI ini sudah
melanggar peraturan sekaligus secara tidak langsung membunuh karakter para
pemain klub LPI Kecamatan Bolo,” tudingya. (Marlin)
SMA Soromandi Meraih Juara I dalam liga LPI
Bolo, TIMUR.-
Tim sepak bola Pelajar dari
Kecamatan Soromandi berhasil menjadi juara dalam laga yang digelar Liga
Pendidikan Indonesia (LPI) di wilayah kecamatan sanggar.
Dalam Perlombaan sepakbola Liga
Pendidikan Indonesia ( LPI ) tingkat SMA/SMK/Aliyah Rayon I menobatkan juara
bertahan sebagai juara pertama, yakni SMA Soromandi. Dalam kegiatan tersebut peserta
yang mengikuti LPI tingkat SMA/SMK/Aliyah Rayon I ini, diwakili oleh enam
kecamatan di wilayah Dapil I Kabupaten Bima, yakni kecamatan Bolo, Madapangga, Sanggar,
Soromandi, Donggo dan Tambora dan secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Dikpora
Kabupaten Bima, Drs A Zubaer MSi, pada Jumat ( 4/5 ).
Kepala Sekolah SMA I Soromandi Drs
Hamka MPd, ditemui disekolahnya pada Rabu kemarin mengatakan prestasi yang
diraih oleh sekolahnya, yakni meraih ajuara pertama dalam liga pendidikan
Indonesia tingkat SMA/SMK/Aliyah pada tahun 2012 ini merupakan prestasi
yang luar biasa di raih oleh klub sepakbola sekolah yang dipimpinya.
Prestasi yang diraih ini berkat
kerja - sama dan latihan yang extra ketat oleh tim sekolahnya selama tiga bulan
belakangan ini, serta pengawasan ketat oleh guru pembimbingnya dalam mengatur
jadwal latihan siswa dan tidak menganggu proses belajar mereka, ucapnya.
Ucapan terimah kasih dan
penghormatan kepada dua orang guru pembimbingnya, yakni Bahar SPd, dan Gufran
SPd yang telah melatih dan membimbing klubnya sehingga meraih juara pertama
dalam liga LPI ini dan diharapkan prestasi ini dapat diraih ditingkat
Kabupaten, Propinsi bahkan sampai tingkat Pusat, harapnya .(Marlin)
Tragedi Tewasnya dua Guru Pengawas
UAS di Madapanga
“Kami Semua Kehilangan”
Pelaksanaan UN Madapangga, Renggut
Dua Nyawa Orang Guru
Dihari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UAS) tingkat sekolah
Dasar SD/MI di wilayah kecamatan Madapangga diwarnai tragedi. ‘pasalnya dua
orang pahlawan tanpa tanda jasa, masing-masing Ruslan, SPd dengan Hasnah Adnan
Ama. Pd, dihari naas tersebut mengalami kecelakaan maut, bagaimana kejadiannya?
berikut catatan wartawan Koran Timur, Biro Bolo: Sumarlin, ST
Takdir memang menimpa siapa saja,
kita tidak pernah mengetahui sebelumnya termasuk ajal yang merenggut nyawa dua
orang guru yang hendak menjalankan tugas mengawas ujian SD, dua pahlawan tanpa
tanda jasa, masing-masing Ruslan, S.Pd dan Hasnah Ama.Pd harus tewas melalui
sebuah tragedi kecelakaan maut yang terjadi pada senin (7/5) di jalan lintas
Woro-Mpuri Kecamatan Madapangga, saat itu keduanya hendak menjalankan tugas
sebagai pengawas UN di SDN Inpres Mpuri, Kecamatan setempat kemarin.
Kepergian kedua pahlawan tanpa tanda
jasa tersebut menuju tempat peristrahatannya terakhir melalui tragedi
kecelakaan maut itu memang tak pernah disangka sebelumnya oleh kita semua,
sekaligus kepergian dua pahlawan tanpa tanda jasa tersebut menyisahkan sejuta
isap tangis, rasa duka nan pilu, serta empati yang amat mendalam dari seluruh
handai tolan, kerabat, terlebih lagi rasa pilu yang mendalam dari kalangan
saudara dan keluarga yang ditinggalkannya.
Awalnya kedua guru ini pagi-pagi
sekali hendak menjalankan tugas sebagai pengawas ujian sekolah SD, mereka
berangkat pagi-pagi sekali untuk menunaikan tugasnya itu dengan menggunakana
sepeda motor, mereka berangkat dari Desa Campa dimana mereka tinggal, berboncengan
hendak menuju SDN Inpres Mpuri lokasi pengawas pelaksanaan UN hari kedua, nahas
yang menimpa siapa tahu akan terjadi? Saat keduanya ini melaju dengan kendaran
sepeda motor, di tengah perjalanan tepatnya dijalan lintas Woro-Mpuri, sebuah
bus yang sedang melaju di depan arah yang sama, karena dikejar waktu tak ingin
ketinggalan oleh waktu, untuk tugas mulia menjadi pengawas ujian bagi siswa,
Ruslan yang sat itu yang membawa sepeda motor berupaya menyalib bus yang ada di
depanya, namun naas, belum lagi sepeda motor keduanya selesai menyalib sempat
menyenggol kendaraan lain, akibatnya sepeda motor kehilangan keseimbangan, dan
terjatuh, ironisnya keduanya tertabrak, nyawa
keduanya tak dapat diselamatkan, Hasnah langsung tewas seketika, sementara
Ruslan sendiri meski sempat dilarikan ke PKM Madapangga namun ikut menyusul
tewas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun
oleh wartawan melalui sejumlah nara sumber, bahwa salah seorang dari pahlawan
tanpa tanda jasa yaitu Hasnah Adnan, Ama. Pd akibat kecelakan maut tersebut
langsung menghembuskan nafas terakhirnya langsung di Tempat Kejadian Perkara
(TKP) sementara salah seorang rekannya yang merupakan teman boncengan sepeda
motor Ruslan, S.Pd, sempat dilarikan ke PKM Madapangga untuk mendapatkan
pertolongan medis akan tetapi nyawanya pun terlebih dahulu dipanggil oleh
Illahi Rabbi.
Atas kejadian naas tersebut,
keluarga, handai tolan bahkan jajaran Dikpora sangat terpukul dan diselimuti
oleh rasa duka mendalam, karena kedua pahlawan tanpa tanda jasa tersebut
merupakan dua tenaga pendidikan yang sangat memiliki kompetensi, dedikasi serta
kemampuan yang sangat tinggi, kita jajaran dikpora sangat merasa kehilangan
atas kepergian mereka berdua,”ucap Kepala UPTD Dikpora Madapangga, M. Said
Ahmad, S. Pd, M. Pd saat dikonfirmasi oleh wartawan dimeja kerjanya sesat
setelah kejadian.
Tak pelak pun rasa pilu dan rasa
kehilangan juga dirasakan oleh kalangan insane pendidik yang ad di Desa Campa,
jajaran Dikpora Madapangga, bahkan jajaran dikpora Kabupaten Bima umumnya
karena kepergian keduanya disaat menjalankan tugas dinas sebagai abdi Negara
yaitu melaksanakn tugas sebagai pengawas UN.
Kepergian keduanya memunculkan rasa
kehilangan yang mendalam, baik di kalangan sesama pengajar maupun murid tempat
keduanya mengajar, sebagai rekan dan sesama tenaga kependidikan, sedih jangan
dikata, karena keduanya meninggal dalam menjalankan tugas. “Kami jajaran
Dikpora mengucapkan selamat jalan dua orang guru ku sesungguhnya kami sangat
merasa kehilangan,”tuturnya dengan pilu.
Selain itu, dirinya juga meminta pada
kedua keluarga yang ditinggalkan oleh dua orang pahlawan tanpa tanda jasa untuk
tabah dan sabar menerima kehendak dari Allah SWT, marilah kita menerima semua
ini dengan hati yang ikhlas karena kita yang ditinggalkan saat ini suatu saat
juga pasti akan menghadap sanga pencipta,”harapnya.
Sementara itu, didua rumah duka,
isak tangis, rasa pilu serta rasa duka dan bela sungkawa dari keluarga kedua
korban mewarnai kepergian dua orang pahlawan tanpa tanda jasa tersebut seakan-
akan mereka tak percaya jika keduanya telah dipanggil oleh sang khalik. (***)
Solar
Langka, Jagung Milik Petani Di Calabai Busuk
Petani
jagung di Calabai Kecamatan Pekat mengalami keluhan, pasalnya bahan bakar solar
yang sangat dibutuhkan justru semakin tidak ada sehingga dapat berakibat fatal
dan mempengaruhi hasil panen. Para petani berharap adanya keseriusan pemerintah
untuk untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapinya.
Dompu,TIMUR.- Hampir satu minggu ini Bahan Bakar Minyak
(BBM) jenis solar di Dompu seperti menghilang begitu saja. Akibat langkanya BBM
jenis solar tampaknya mempengaruhi kegiatan para petani khususnya petani
jagung.
Taufikurahman, salah seorang petugas PPL di Desa Kadindi
Kecamatan Pekat Calabay Dompu mengatakan, petani jagung diwilayah binaannya
mengeluh pasalnya gara-gara tidak ada solar kendaraan yang mengangkut jagung
dari lahan ke gudang terhambat. “Jagung banyak yang busuk di lahan karena sudah
di kemas didalam karung tapi tidak ada kendaraan yang mengangkut gara-gara di
Pekat tidak ada solar,” kata Taufik.
Menurut Taufik terpaksa petani kadang mengangkut secara
tradisional atau dengan sepeda motor namun hal itu dirasakan kurang efektif.
“Truk atau kendaraan yang khusus mengangkut Jagung rata-rata berbahan bakar
solar, tidak ada solar ya macet saemuanya,’ ujarnya seraya menambahkan bahwa
walupun ada solar namun harganya melambung tinggi, per liter mencapai Rp.7000,-
lebih. “Kalau ada solar biar mahal terpaksa kita beli, “tambahnya.
Sementara itu pantauan dilapangan, beberapa SPBU di Dompu
masih dipenuhi antrian kendaraan yang khusus berbahan bakar solar. “Jam 10.00
wita Solar dah habis, itupun antri dari jam 5 kita pak,’ kata salah seorang
sopir truk. Menurut petugas di salah satu SPBU di Dompu kelangkaan solar
tersebut diakibatkan karena jatah Solar dari Depo Pertamina Bima kurang.
(Titus/humas).
Pemkab
Dompu Ajukan Tambahan Kuota BBM Solar subsidi 75 Ribu Liter
Dompu,TIMUR.-
Menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di
Dompu, Pemkab Dompu melalui Dinas Koperindagtamben telah bersurat ke pihak
Pertamina wilayah Denpasar untuk menambah kuota/jatah solar subsidi. Hal itu
disampaikan Kadis Koperindagtamben kabupaten Dompu H. Khaerul Insan SE,MM
kepada media di Dompu belum lama ini.
“Kami sudah berkirim surat ke pihak Pertamina wilayah
Denpasar untuk menambah kuota jatah BBM khususnya solar sebesar 75 ribu
liter/hari. Mudah-mudahan hal ini segera direspon oleh pihak Pertamina,” harap
H.Khaerul.
Dikatakan, kuota jatah BBM solar bersubsidi untuk di Dompu
dari Pertamina Depo Bima sebesar 35 ribu liter/perhari dan disalurkan melalui 4
SPBU di Dompu. Menurut Kadis Koperindagtamben, akibat langkanya BBM jenis solar
banyak petani dan nelayan yang mengeluh. “Kami banyak mendapat laporan
gara-gara solar langka nelayan kita banyak yang menganggur sehingga tidak bisa
melaut karena untuk mengisi bahan bakar mesin kapal/perahu tidak ada. Belum
lagi keluhan dari petani kita yang menggunakan mesin traktor untuk membajak
sawah. Persoalan tersebut juga dikeluhkan
petani jagung kesulitan mengangkut hasil panennya karena banyak
kendaraan jenis truk yang tidak beroperasi gara-gara tidak ada solar,’
paparnya.
Selain
itu, lanjut H.Khaerul Insan, untuk meminimalisir dugaan spekulan pengusaha
nakal yang melakukan pembelian BBM subsidi diluar ketentuan, kini pihaknya
telah menempatkan beberapa petugas untuk melakukan pemantauan khusus di setiap
SPBU di Dompu. (Titus/Humas)
Soal Judi Togel,
Setalah Elemen Kobra, Giliran HMI Dompu Demo Polres
Tuntut Judi Togel Dihapus, Polres Dompu Kembali Didemo Setelah
aksi massa yang dilakukan Kualisi rakyat bersatu (KOBRA), beberapa waktu
lalu, pada Rabu (9/5) polres Dompu kembali dihadapkan dengan aksi yang
sama, yakni menuntut agar judi togel, miras dan penyakit masyarakat lainnya
dihapus. Pasalnya penyakit masyarakat tersebut diduga telah mendarah
daging di Bumi Nggahi Rawi Pahu sehingga memaksa kepala kepolisian polres Dompu
untuk menindak tegas pelaku judi, entah itu masyarakat biasa. Lebih-lebih
adanya dugaan keterlibatan oknum tertentu yang ikut bermain dan membekingi judi
togel dapat diberikan tindakan tegas.
Dompu, TIMUR.-
Aksi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang digelar di kantor
DPRD Kabupaten Dompu, dalam orasinya mereka menuntut agar judi togel dan
miras serta penyakit masyarakat lainnya dihapus dan mendapat perhatian serius pemerintah
dalam mengatasi persoalan tersebut.
Pantauan wartawan, setelah melakukan orasi di gedung dewan,
massa aksi dari HMI kembali melakukan orasi di polres Dompu yang Nota Bene sebagai
pihak yang sangat bertanggung jawab dalam menuntaskan segala persoalan judi
yang kian meraja lela di Bumi Nggahi Rawi Pahu. Koordinator Lapangan
(Korlap) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Wahyudin dalam orasinya, mengatakan,
bahwa di kabupaten dompu judi togel marak dan sudah meraja lela karena itu
meminta kepada anggota DPRD Dompu untuk melakukan investigasi dan memberikan
sosialisasi langsung kepada masyarakat bahwa judi sangatlah tidak baik, selain dapat
merusak ekonomi juga dapat merusak akhlak dan mental bangsa. Ditegaskannya,
terhitung mulai hari ini (Rabu,red) hingga sampai tanggal 31 Mei HMI akan
melakuan orasi, jika tidak mendapatkan tanggapan apa-apa dari pemerintah terutama
polres Dompu, selaku pihak yang paling bertanggung jawab, maka HMI akan
menggelar aksi yang cukup besar dengan massa yang lebih banyak lagi serta akan
melakukan pemblokiran jalan raya yakni jalan lintas Dompu sumbawa.
Selanjutnya HMI akan melakukan aksi demo di Polda NTB,
ancamnya. Ironisnya lagi, dalam judi togel, HMI menuding dan menduga keterlibatan
oknum kepolisian baik sebagai “pemain maupun sebagai pembeking” kami menduga
ada keterlibatan oknum aparat kepolisian yang ikut membekingi judi togel
tersebut, karena itu HMI berharap pada kapolres Dompu agar dapat memberikan
tindakan tegas terhadap oknum tersebut, tuntutan kami hendaknya dapat
diaplikasikan sesegra mungkin oleh polres dompu dan oknum yang terindikasi
terlibat didalamnya dapat diambil tindakan tegas, harapnya. Sementara
itu kapolres Dompu AKBP Benny Basir Warmansyah yang dikonfimasi seusai
demo di ruang kerjanya, mengatakan bahwa dirinya bersama anggota dan jajaran kepolisian
polres Dompu komitmen membrantas segala bentuk perjudian terutama judi
togel serta miras dan penyakit sosial lainya yang tengah meraja lela di Bumi
Nggahi Rawi Pahu.
Bahkan semenjak pertama menginjakan kaki di dompu telah
memerintahkan pada anggota untuk memberantas judi dan menangkap pelakunya,
“siapapun yang terlibat di dalamnya, entah itu masyarakat biasa ataupun oknum
pejabat, lebih-lebih adanya dugaan keterlibatan oknum polisi yang ikut
main atau membekinginya. Jika terbukti adanya keterlibatan oknum aparat
kepolisian dalam membekingi perjudian togel tersebut, termasuk mendapat jatah, maka
akan diberikan tindakan
tegas, tegasnya.(titus)
tegas, tegasnya.(titus)
Polres Dompu Canangkan GNIB Kebiasaan hidup sehat tidak hanya
diisyaratkan kepada masyarakat biasa akan tetapi hasil canangan Presiden SBY
tersebut juga diterapkan dalam lingkup jajaran kepolisian, buktinya
aparat kepolisian polres dompu gemar memberikan sosialisasi di jajaran polres
hingga ke polsek-polsek tentang pentingnya hidup sehat.
Dompu, TIMUR.-
Ketua panitia pelaksana Gerakan Nasional Indonesia Bersih
(GNIB), AKP Ikbal Huda selaku kasat Samapta Polres Dompu yang dikonfirmasi Koran
ini mengatakan, bahwa GNIB itu adalah canangan presiden SBY dengan tujuan agar
aparat kepolisian terbiasa hidup sehat, bersih dan rapi, kesehatan, kebersihan
maupun kerapian tersebut semuanya berawal dari diri sendiri dan lingkungan,
jika terbiasa bersih maka konsentrasi bekerja dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat akan semakin jelas dapat dinikmati, dalam memberikan
sosialisasi tentang GNIB, diakuinya sudah tujuh polsek yang telah diberikan
sosialisasi tersebut, namun yang belum yakni polsek Kilo namun dalam waktu
dekat ini akan diberlakukan hal yang sama, katanya.
Dijelaskannya, selain kebersihan diri juga kebersihan ruang
kerja, ruang pelayanan, taman toilet pagar dan teras serta kebersihan lainnya.
Adapun sasaran yang dicapai menurut yang pernah menjabat kapolsek Bolo
pada tahun 2003 silam ini adalah jajaran kepolisian akan terbiasa dengan
hidup bersih, sehat dan rapi sehingga dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat akan lebih optimal dan profesional. Sehingga ke depannya aparat kepolisian
akan menjadi contoh yang terbaik bagi masyarakat umum tentang kebiasaan hidup bersih,
sehat dan rapi. (titus)